Page 130 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 130

"Kenapa hanya peserta BPJS Ketenagakerjaan yang dijadikan dasar? Kalau bantuan ini disebut
              untuk pekerja, tentu semua tenaga kerja merasa berhak. Kita mengetahui yang bekerja sebagai
              buruh karyawan atau pegawai di Indonesia itu ada 52,2 juta pekerja," ucap Tauhid Ahmad dalam
              konferensi pers secara virtual pada Kamis (6/8).

              Menurutnya pemerintah harus bersikap adil dan memiliki kriteria ketat sehingga bantuan yang
              diberikan bisa tepat sasaran. Padahal tenaga kerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja
              (PHK) belum semuanya menerima bantuan dalam program Jaring Pengaman Sosial (JPS).

              "Menurut saya gagasannya menarik, tetapi pertanggungjawabannya akan menjadi masalah di
              kemudian hari. Karena dasar apa yang dijadikan menentukan masyarakat mendapatkan bansos
              baru untuk pekerja," ucap Tauhid.

              Tauhid menuturkan masyarakat dengan pendapatan Rp 5 juta per bulan pun sebenarnya bukan
              masuk  dalam  kategori  warga  miskin.  Dari  sisi  pengeluaran,  seharusnya  bantuan  tunai  ini
              diberikan untuk ke mereka yang berpendapatan di bawah Rp 2,3 juta per bulan.
              "Mereka yang sebenarnya yang paling berhak jadi ada gap antara sasaran dan pengeluaran yang
              mereka keluarkan," ucap Tauhid.

              Ia mengatakan penghasilan buruh pun saat ini masih berada pada level Rp 2,9 juta per bulan.
              Mereka yang tidak termasuk buruh akan mendapatkan bantuan. Sehingga akan ada kesenjangan
              yang  semakin  besar  antara  masyarakat  desil  satu  dengan  kelompok  lebih  mampu.  Rencana
              pemerintah  untuk  memberikan  bantuan  gaji  ini  harus  dikaji  secara  mendalam  sebab  akan
              memakan anggaran hingga Rp 31 triliun.

              "Jumlah Rp 31 triliun itu luar biasa besar dan akan sangat berarti kalau dibagikan terhadap
              masyarakat kelompok menengah ke bawah," ucap Tauhid.

              Tauhid  berpendapat  program  ini  tidak  efektif  mendorong  perekonomian.  Karena  masyarakat
              dengan  penghasilan  Rp  5  juta  yang  berarti  masuk  ke  golongan  kelas  menengah  akan  lebih
              memilih menyimpan uang untuk berjaga-jaga atau tabungan.

              Masyarakat kelas menengah biasa menggunakan pengeluaran mereka untuk non makan, baik
              pendidikan, kesehatan, hotel dan restoran. Sedangkan, dalam situasi pandemi, pengeluaran jenis
              ini akan sangat terbatas.

              "Tentu saja ini akan menjadi masalah dan uang itu akan sia-sia karena hanya menjadi saving
              saja. Sehingga sangat sulit untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi," kata Tauhid.

              Sebelumnya  Komite  Penanganan  Covid-19  dan  Pemulihan  Ekonomi  Nasional  menyatakan
              stimulus  selanjutnya  dari  pemerintah  adalah  bantuan  gaji  tambahan kepada  pekerja  dengan
              pendapatan  tertentu  dalam  bentuk  Bantuan  Langsung  Tunai  (BLT).  Tujuan  pemerintah
              menggelontorkan bantuan gaji tambahan ini adalah untuk mendorong konsumsi masyarakat. Hal
              ini penting untuk menggerakkan perekonomian dan mendorong pemulihan ekonomi  Menteri
              Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai Ketua Pelaksana Komite Penanganan
              Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mengatakan Program stimulus ini sedang difinalisasi
              agar  bisa  dijalankan  oleh  Kementerian  Ketenagakerjaan  di  bulan  September  2020  ini.  Fokus
              bantuan pemerintah kali ini adalah 13,8 juta pekerja non PNS dan BUMN yang aktif terdaftar di
              BPJS Ketenagakerjaan dengan iuran di bawah Rp150.000 per bulan atau setara dengan gaji di
              bawah Rp5 juta per bulan.

              "Bantuan sebesar Rp600 ribu per bulan selama 4 bulan akan langsung diberikan per dua bulan
              ke rekening masing-masing pekerja sehingga tidak akan terjadi penyalahgunaan," ucap Erick
              Thohir. Editor :  Gora Kunjana  (gora_kunjana@investor.co.id).


                                                           129
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135