Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 133
Manfaatkan peluang
Pandemi Covid-19 sebenarnya membawa peluang pada sektor tertentu yang pertumbuhannya
tetap positif sepanjang triwulan 11-2020, seperti pertanian, informasi dan komunikasi, serta
kesehatan. Strategi kebijakan pemerintah dinilai masih gagal menangkap peluang tersebut.
Dari sisi sektoral, hampir semua sumber pertumbuhan ekonomi turun signifikan. Sebanyak 10
dari 17 sektor usaha utama di Indonesia tumbuh negatif sepanjang April-Juni 2020, dengan
sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum terkontraksi paling
dalam. Empat dari lima sektor yang berkontribusi paling besar ke produk domestik bruto (PDB)
pun ikut tumbuh negatif, seperti industri, perdagangan, dan konstruksi.
Di samping itu, ada beberapa sektor yang masih tumbuh positif, yaitu pertanian, informasi dan
komunikasi, serta kesehatan. Sektor pertanian, misalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat,
sektor ini tumbuh sebesar 16,24 persen pada triwulan 11-2020. Pertumbuhan sektor ini di tengah
pandemi lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan 11-2019 yang sebesar 13,77 persen.
Ekonom Bidang Pangan dan Energi senior Institute for De-velopment on Economics and Finance
(Indef) Rusli Abdullah mengatakan, pertanian tampil sebagai salah satu sektor yang tidak
terkontraksi. Pertanian tetap tumbuh selama pandemi, karena merupakan salah satu kebutuhan
primer masyarakat.
Hal itu membuat sektor pertanian penting diselamatkan, baik dari segi penanganan kesehatan
maupun ekonomi. Jika pasokan pangan terganggu, itu akan berdampak pada tingkat inflasi, daya
beli masyarakat, dan semakin memukul perekonomian nasional.
Namun, lanjut Rusli, meski memainkan peran strategis, kesejahteraan petani masih tergerus.
Hal itu terlihat dari sejumlah indikator, seperti nilai tukar petani (NTP) yang secara umum terus
turun. Pada Januari 2020, NTP berada pada level 104,21, kemudian turun lagi menjadi 100,09
pada Juli 2020. NTP merupakan salah satu instrumen untuk mengukur tingkat kemampuan daya
beli petani.
"Ini tidak adil, harga komoditas mereka turun, tetapi kebutuhan meningkat. Padahal, inflasi
sempat turun pada Ap-ril-Juni 2020, tetapi Indeks Konsumsi Rumah Tangga petani meningkat.
Ini menunjukkan, penurunan inflasi hanya dinikmati kelas menengah-atas, bukan petani,"
ujarnya.
Industri pengolahan
Kinerja industri pengolahan pada triwulan 11-2020 tumbuh minus 6,19 persen dibandingkan
dengan periode sama tahun sebelumnya. Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjadja Kamdani memperkirakan,
pemulihan industri pengolahan memiliki prospek yang positif. Akan tetapi, hal ini membutuhkan
perbaikan tingkat konsumsi dalam negeri. "Artinya, stimulus dan belanja pemerintah yang
mendongkrak konsumsi mesti segera digulirkan kepada masyarakat," ujarnya.
Shinta memperkirakan, pada triwulan II1-2020, industri di sektor primer dapat pulih dan
bertahan, seperti makanan-minuman, obat-obatan, dan pengemasan. Sektor lainnya
kemungkinan pulih pada triwulan-IV 2020 atau triwulan-I 2021, tergantung dari realisasi stimulus
dan situasi perekonomian dunia.
Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bayu Kris-namurthi
mengatakan, komoditas perkebunan selalu menjadi salah satu penopang ekspor, baik sebelum
maupun saat pandemi Covid-19 melanda. Namun di tengah pandemi, muncul sejumlah
tantangan, seperti proteksi terhadap pasar di negara tujuan ekspor.
132