Page 30 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 SEPTEMBER 2019
P. 30

Dia menilai Kepmenaker ini merupakan pembiasan pasal 42--49 UU No.13/2003
               tentang Ketenagakerjaan yang memang mengatur tentang TKA. Dalam Pasal 42
               ayat (4), kehadiran TKA memang dibatasi sehingga tenaga kerja kita bisa terserap
               lebih banyak lagi di republik tercinta ini.

               Pembatasan tersebut dapat lihat dari pengenaan kata jabatan tertentu dan waktu
               tertentu untuk TKA yang dipekerjakan di Indonesia.

               "Adanya Kepmenaker Nomor 228 ini maka jabatan yang awalnya dibatasi sekarang
               dibuka lebih luas lagi. Kepmenaker ini merupakan proses liberalisasi ketentuan TKA
               sehingga pekerjaan di segala bidang dan segala fungsi bisa diduduki TKA," katanya.

               Lebih jauh lagi, ada kewenangan Menteri Ketenagakerjaan dapat memberikan izin
               kepada pemberi kerja yang mau mengunakan TKA yang tidak ada di list di
               Kepmenaker.

               Menurutnya, seharusnya Kepmenaker ini tetap mengacu pada UUK yang saat ini
               masih berlaku dan pasal 42--49 masih berlaku tanpa perubahan satu kata pun.
               Pasal 45 UUK yang mewajibkan adanya tenaga kerja pendamping sebagai bentuk
               alih teknologi tentunya tidak akan dilakukan oleh TKA karena jabatan dan pekerjaan
               yang disebut di kepmenker ini tidak dalam proses alih teknologi.

               Jabatan dan pekerjaan yang disebut oleh Kepmenaker ini merupakan pekerjaan
               teknis yang memang tidak ada unsur alih teknologinya, dan pastinya sangat bisa
               dilakukan oleh tenaga kerja.

               "Secara hukum, kedudukan Kepmenaker jauh di bawah ketentuan Undang-undang,
               dan oleh karenanya isi Kepmenaker ini tidak boleh bertentangan dengan Pasal 42 -
               49 UU Ketenagakerjaan," tuturnya.

               TKA sudah diberikan ruang yang sangat luas untuk bekerja di Indonesia tanpa
               mempertimbangkan keberadaan Tenaga Kerja kita. Tentunya Kepmenaker ini
               menjadi tantangan bagi tenaga kerja kita, dan sekaligus menjadi ancaman bagi
               tenaga kerja kita.

               Oleh karena itu, pihaknya mendesak pemerintah mempertimbangkan kembali
               kehadiran Kepmenaker ini dengan mengacu dan tunduk pada pasal 42--49 UUK
               serta mempertimbangkan kondisi angkatan kerja dan pengangguran terbuka saat
               ini.

               Selain itu, pemerintah harus memastikan pembukaan lapangan kerja di Indonesia
               untuk pekerja Indonesia sehingga pekerja Indonesia tidak menjadi penonton saja
               nantinya. Pemerintah harus focus meningkatkan skill pekerja kita dengan sertifikasi
               yang dibiayai pemerintah.








                                                       Page 29 of 63.
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35