Page 8 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2021
P. 8

Berikut  isi  lengkap  surat  Gubernur  Anies  Baswesan  ke  Menaker  Ida  Fauziyah:  Sehubungan
              dengan  Penetapan  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP),  dengan  hormat  kami  sampaikan  hal-hal
              sebagai berikut:

               1.  Dengan mengacu kepada:
                   a.  Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan (PP 36/2021)
                   b.  Surat Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Tanggal 9 November 2021 Nomor
                      B-M/383/HI.01.00/XI/2021; dan
                   c.  Surat  Menteri  Dalam  Negeri  Republik  Indonesia tanggal  15  November  2021,  Nomor
                      561/6393/SJ  yang  menyatakan  bahwa  Pemerintah  Daerah  dalam  melaksanakan
                      kebijakan pengupahan wajib berpedoman pada kebijakan pemerintah pusat, dan jika
                      tidak  mengikuti  Peraturan  yang  dimaksud  akan  mendapatkan  sanksi  sebagaimana
                      tertuang  dalam  Pasal  81  Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2021  tentang
                      Pengupahan oleh karena ketentuan itu semua maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
                      diharuskan untuk
                      a)  menerapkan  penghitungan  UMP  sama  persis/sesuai  dengan  formula  Peraturan
                      Pemerintah  Nomor  36  tahun  2021  (Keputusan  Gubernur  Nomor  1395  Tahun  2021
                      tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2022) dan
                      b) diharuskan untuk menetapkan/mengumumkan sebelum tanggal 21 November 2021.
                      Keputusan Gubernur dimaksud dibuat semata-mata agar tidak melanggar ketentuan di
                      atas. Di sisi lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melihat ada ketidaksesuaian dan tidak
                      terpenuhinya  rasa  keadilan  antara  formula  penetapan  UMP  dari  Kementerian
                      Ketenagakerjaan Republik Indonesia dengan kondisi senyatanya di lapangan.
               2.  Berdasarkan formula dari Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021, kenaikan UMP di
                  DKI  Jakarta  Tahun  2022  hanya  sebesar  Rp37.749  (0,85%)  menjadi  Rp4.453.935/bulan.
                  Kenaikan yang hanya sebesar Rp38 ribu ini dirasa amat jauh dari layak dan tidak memenuhi
                  asas keadilan, mengingat peningkatan kebutuhan hidup pekerja/buruh terlihat dari inflasi di
                  DKI Jakarta yaitu sebesar 1,14%. Sebagai informasi, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir,
                  rata-rata kenaikan UMP DKI Jakarta adalah sebesar 8,6 persen, (2016: 14,8%, 2017: 8,2%,
                  2018: 8,7%, 2019: 8,0%, 2020: 8,5%, 2021:3,2%).
               3.  Selain  itu,  terdapat  dinamika  pertumbuhan  ekonomi  yang  tidak  semua  sektor-sektor
                  lapangan  usaha  pada  masa  pandemi  Covid-19  mengalami  penurunan.  Sebagian  sektor
                  bahkan mengalami peningkatan misalnya: sektor transportasi dan pergudangan, informasi
                  dan komunikasi, jasa keuangan, jasa kesehatan, dan kegiatan sosial (Rilis BPS DKI Jakarta
                  Pertumbuhan Ekonomi Triwulan 3 Tahun 2021).
               4.  Berkenan hal tersebut, dengan hormat kami mengusulkan dan mengharapkan kepada Ibu
                  Menteri  untuk  dapat  meninjau  kembali  formula  penetapan  Upah  Minimum  Provinsi
                  sebagaimana  diatur  dalam  Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2021  tentang
                  Pengupahan agar dapat memenuhi asa keadilan dan hubungan industrial yang harmonis,
                  sehingga kesejahteraan pekerja/buruh dapat terwujud.
               5.  Mengingat Provinsi DKI Jakarta adalah merupakan satu-satunya provinsi yang tidak memiliki
                  Upah Minimum Kabupaten/Kota sehingga Upah Minimum Provinsi menjadi ketetapan final
                  yang berlaku di semua wilayah kota/kabupaten.
               6.  Sementara belum ada formula penetapan UMP yang baru, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
                  sedang  melakukan  kaji  ulang  penghitungan  UMP  tahun  2022  dan  pembahasan  kembali
                  dengan  semua  stakeholder  untuk  menyempurnakan  dan  merevisi  keputusan  Gubernur
                  dimaksud agar prinvis keadilan bisa dirasakan.

              Atas perhatian Ibu Menteri, kami ucapkan terima kasih.





                                                            7
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13