Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 08 OKTOBER 2019
P. 34

Namun demikian, apa yang diungkapkan oleh Menaker Hanif tersebut justru tidak
               selaras dengan yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo. Dalam wawancaranya
               dengan Bloomberg pada 2 Oktober 2019 di Solo, Jawa Tengah, Presiden
               menargetkan dapat melakukan revisi peraturan ketenagakerjaan pada akhir tahun
               ini.

               Menurut RI-1, tujuan utama dari kebijakan tersebut adalah agar Indonesia dapat
               mengerek investasi ke dalam negeri. Pasalnya, selama ini dia sering mendengarkan
               keluhan dari pebisinis mengenai peraturan pesangon yang memberatkan, sistem
               upah minimum yang kompleks, dan rumitnya proses pemberhentian tenaga kerja
               oleh perusahaan.

               Presiden mengatakan, revisi tersebut sedianya hanya akan difokuskan dan berlaku
               kepada karyawan baru, tanpa menjelaskan secara detail definisi karyawan baru
               tersebut. Dia bahkan, akan mendiskusikan rencana tersebut dengan serikat pekerja
               sebelum membawa rancangan revisi UU Ketenagakerjaan itu ke parlemen.

               "Kami ingin memberikan ruang kepada angkatan kerja baru. Kami juga ingin
               mengatasi keluhan investor. Untuk itu kami harus merevisi undang-undang tersebut
               agar menarik investasi lebih besar," ujarnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis
               (3/10/2019).

               BERTOLAK BELAKANG Pernyataan yang saling bertolak belakang antara Menaker
               Hanif dan Presiden Joko Widodo mengenai penyelesaian revisi UU Ketenagakerjaan
               tersebut boleh jadi disebut sebagai inkonsistensi dari pemerintah dalam mengurus
               sektor tersebut.

               Alhasil, yang dilakukan para buruh dalam melakukan unjuk rasa mengenai
               penolakan revisi UU Ketenagakerjaan boleh dibilang tidak salah. Meskipun, Menaker
               Hanif secara tidak langsung mengkritik langkah para buruh tersebut tidak tepat,
               lantaran rancangan revisi UU Ketenagakerjaan yang diprotes para buruh belum ada
               wujudnya.

               Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Mirah Sumirat mengatakan, unjuk rasa
               para buruh mengenai penolakan revisi UU Ketenagakerjaan merupakan langkah
               antisipasi apabila pemerintah maupun Dewan Perwakilan Rakyat secara diam-diam
               melakukan perubahan atas beleid tersebut.

               "Kami belajar dari banyak kesempatan, pemerintah tiba-tiba mengambil kebijakan
               tanpa mengkomunikasikan ke publik. Dugaan kami pun benar, Menaker bilang hoax
               ada revisi, sementara Presiden justru berkata sebaliknya. Kami makin tidak percaya
               ke pemerintah," jelasnya.

               Mirah menduga rencana Presiden Jokowi fokus pada revisi aturan terhadap
               karyawan baru, akan berbentuk perluasan jenis pekerjaan yang dapat dialih
               dayakan ( outsourcing ).



                                                       Page 33 of 75.
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39