Page 52 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 FEBRUARI 2020
P. 52
Title KETUA APINDO: OMNIBUS LAW TAK HANYA SOAL BURUH & PENGUSAHA, TAPI LAPANGAN
KERJA
Media Name merdeka.com
Pub. Date 27 Februari 2020
Page/URL https://www.merdeka.com/uang/ketua-apindo-omnibus-law-tak-hanya-soal-b uruh-
pengusaha-tapi-lapangan-kerja.html
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Merdeka.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anton J. Supit menilai
bahwa pro kontra RUU Omnibus Law Cipta Kerja di masyarakat tidak bisa
disimplifikasi menjadi persoalan antara buruh dan pengusaha saja. Kebutuhan akan
lebih banyak lapangan kerja dan ancaman lebih banyak angkatan kerja yang
menganggur, juga jadi persoalan yang coba diselesaikan melalui beleid ini.
"Kita harus ingat bahwa negara harus menjamin adanya lapangan kerja yang layak
untuk masyarakatnya. Saat ini, tercatat 45,8 juta bekerja tidak penuh dan
membutuhkan lapangan kerja. Ada 7 juta orang lebih pengangguran terbuka dan
bukan hanya itu, ada 25 juta orang yang tercatat absolut berada di bawah garis
kemiskinan . Ini juga perlu diperhatikan," kata Anton dikutip di Jakarta , Kamis
(27/2) Menurutnya, pemerintah saat ini tidak memiliki banyak pilihan untuk
menyelesaikan problem yang sangat kompleks tersebut. Apalagi Indonesia saat ini
ada di tengah ancaman perlambatan ekonomi dunia, kondisi ekspor yang menurun,
dan target penerimaan pajak yang belum tercapai.
"Kelompok pencari kerja yang ada, selama ini seperti tidak terwakili dan tersuarakan
padahal jumlahnya sangat banyak. Apa kita harus membiarkan mereka terus
menerus terpinggirkan? Kan tidak bisa juga," katanya melanjutkan.
Menurut Anton, Omnibus Law Cipta Kerja harus dibaca dan dipahami secara
keseluruhan. Dari 79 Undang-Undang yang diperkirakan menghambat investasi,
hanya tiga UU yang berkaitan dengan aturan ketenagakerjaan.
"Tidak bisa kalau kita lihat hanya soal hubungan industrial saja. Ada masalah yang
lebih besar yang di depan akan kita hadapi," katanya.
Selain itu, sentimen penolakan yang dimunculkan saat ini seakan-akan
mengorbankan buruh yang sudah bekerja. "Padahal tidak juga. Soal pesangon, saat
ini Indonesia tingkatnya bisa dibilang salah satu yang tertinggi di dunia. Dalam RUU
Cipta Kerja, ini saja masih tertinggi di Asia Tenggara selain Singapura," kata Anton
menutup.
Page 51 of 117.