Page 67 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 FEBRUARI 2020
P. 67
"Tidak pernah ada orang di perkebunan yang menanyakan tentang status visa
saya," demikian keterangan Tito Hardian Sumanto.
Saksi lain yang juga berasal dari Indonesia, Agus Yusta Pradnyana, mengaku
bekerja di sejumlah perkebunan, termasuk di Vizzarri. Dalam persidangan terungkap
bahwa Agus ke Australia bersama ibunya dari Bali pada tahun 2012 dengan
menggunakan visa liburan.
Tujuannya adalah bekerja untuk melunasi utang ayahnya di Indonesia.
Agus langsung mengajukan permohonan visa perlindungan pada hari dia tiba di
Sydney. Tiga tahun kemudian, dia mulai bekerja di perkebunan Vizzarri, tepatnya
pada September 2015. Dia juga bertugas sebagai supir. Diperoleh keterangan
bahwa para pekerja di sana dibayar setiap hari Jumat.
Uang tunai dimasukkan ke dalam amplop berserta total jam kerja dan nilai gaji
tertulis serta nomor yang mengidentifikasi pekerjanya. Agus Pradnyana, katanya,
diidentifikasi dengan nomor 602.
Dia mengaku mendapatkan bayaran 15 dolar bila kerja di pengepakan dan 18 dolar
ketika bertugas jadi supir.
Pada saat penggerebekan terjadi, Agus kebetulan tidak bekerja di sana.
Kedua saksi asal Indonesia ini mengakui sebenarnya sudah tahu bahwa mereka
tidak bisa bekerja di Australia menggunakan visa kunjungan.
Namun sama seperti keterangan Tito, Agus Pradnyana juga mengaku tidak pernah
ada orang yang menanyakan tentang visanya ketika dia bekerja di perkebunan
Vizzarri.
Pemeriksaan kasus yang dipimpin Hakim Peter Reardon ini masih berlanjut, untuk
menentukan apakah akan diteruskan ke pengadilan pidana atau tidak.
(ita/ita) abc australia wni di australia australia.
Page 66 of 117.