Page 157 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 157

MENANTI GELOMBANG DEMO TOLAK KENAIKAN TIPIS UMP

              JAKARTA - Sebanyak 50 ribu buruh dari berbagai elemen di Jawa Timur akan mogok massal dan
              menggelar aksi besar-besaran di Gedung Negara Grahadi dan Kantor Gubernur Jatim, Surabaya.

              Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang cuma 1,2
              persen atau Rp22.790 menjadi Rp1.891.567 per bulan.

              Wakil Sekretaris DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jatim, Nuruddin Hidayat
              menyebut, selain aksi, buruh se-Jatim juga berencana melakukan mogok kerja massal. "Seluruh
              pimpinan  buruh  Jatim  tengah  rapat  mempersiapkan  aksi  besar  hingga  mogok  kerja  massal
              seluruh Jatim," kata Nuruddin.

              Ia mengatakan aksi besar itu akan dilangsungkan selama beberapa hari  pada pekan ini dan
              pekan depan. Yakni, pada 25-26 dan 29-30 November 2021 mendatang.
              Puluhan ribu buruh itu, lanjut dia, akan berangkat dari masing-masing kabupaten/kota secara
              rombongan menggunakan bus, truk dan sepeda motor menuju titik kumpul. Lalu, longmarch ke
              Gedung Negara Grhadi dan Kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan, Surabaya.

              "Tuntutannya,  kami  menolak  ditetapkannya  UMP  Provinsi  Jatim  tahun  2022  dengan  Surat
              Keputusan (SK) Gubernur Nomor 188/783/KPTS/013/2021," katanya.

              Pihaknya juga menolak penerapan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan PP Nomor
              36 Tahun 2021 tentang pengupahan, dalam penetapan UMP tahun 2022.

              Ia juga mendesak Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa merivisi surat keputusannya
              tersebut. Ia meminta kenaikan UMP 2022 Jatim setidaknya sebesar 10 persen dari UMP 2021.

              Nuruddin  menyadari  UMP  2022  Jatim  memang  akan  berlaku  hingga  masing-masing
              kabupaten/kota menetapkan UMK 2022 nanti. Namun, karena UMP Jatim itu pula, akan ada 9
              daerah yang terancam tak memiliki kenaikan UMK pada 2022.
              "Ini warning (peringatan). Jadi artinya kalau Bu Gubernur tetap menetapkan UMP menggunakan
              PP No 36, besar kemungkinan UMK nanti menggunakan PP No 36. Ada 9 daerah yang berpotensi
              tidak naik, khususnya ring 1," ucapnya.

              Seperti diketahui, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menetapkan UMP Jawa Timur
              pada 2022 menjadi Rp1.891.567. Kenaikannya hanya sebesar Rp22.790 atau 1,2 persen dari
              tahun sebelumnya, yakni Rp1.868.777.

              "Mengacu  kepada  Undang-Undang  Nomor  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja,  Peraturan
              Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan," ungkap Plh Sekda Provinsi Jawa Timur,
              Heru Tjahjono.

              Penetapan ini berdasarkan Surat Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor B-M/383/HI.01.00/XI/2021
              tanggal 9 November 2021 perihal Penyampaian Data Perekonomian dan Ketenagakerjaan dalam
              Penetapan Upah Minimum Tahun 2022.


              Kemudian,  Surat  Menteri  Dalam  Negeri  RI  Nomor  561/6393/SJ  tanggal  15  Nopember  2021
              perihal Penetapan Upah Minimum Tahun 2022.

              Ia  mengklaim  penetapan  UMP  2022  Provinsi  Jatim  menggunakan  formula  penyesuaian  upah
              minimum dengan data-data statistik yang dirilis oleh BPS sebagai dasar perhitungan, baik itu
              UMP maupun UMK 2022.



                                                           156
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162