Page 155 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 155

Hadi Purnomo menegaskan, para buruh akan melakukan demo lanjutan jika tuntutan mereka
              belum dipenuhi.
              Buruh lainnya, Lutfi Mulyono usai pertemuan mengungkapkan bahwa, segala sesuatunya sudah
              disampaikan pada pertemuan.

              "Bahkan mekanisme-mekanisme yang dilakukan Depeprov sudah kita sampaikan. Bahwa sama
              sebenarnya,  Apindo  berdalih  bahwa  dia  tidak  ada  kenaikan  UMK.  Di  provinsi  juga  begitu,
              Apindonya juga tidak mengusulkan, tapi kan Gubernur mengambil sikap naik 1,22 persen. Lha
              kenapa Bupati di Jombang tidak bisa seperti itu, kalau UMP memang kewenangannya Gubernur,
              tapi kalau UMK, ini kewenangan Bupati untuk menentukan rekom ke Gubernur," papar Lutfi
              Mulyono.

              Sementara itu kalangan pengusaha di Jombang merasa keberatan dengan tuntutan buruh yang
              meminta kenaikan UMK Jombang sebesar 10 persen.

              Wakil  Ketua  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Jombang,  Joko  Herwanto  mengatakan,
              pihaknya menghormati mekanisme yang sudah ada, yakni peraturan pemerintah yang mengatur
              proses penghitungan atau penyesuaian UMK tahun 2022.

              "Dan kita sudah melaksanakan sidang DPKab, di mana semua unsur terlbat. Ada perwakilan dari
              buruh, dari pengusaha, maupun unsur pemerintah dan akademisi," kata Joko Herwanto.

              Ia  menambahkan,  pada  saat  sidang  pleno,  terjadi  dinamika  adanya  perbedaan-perbedaan
              aspirasi, baik itu aspirasi dari pengusaha maupun aspirasi dari buruh.

              "Pada  ujungnya,  ketika  keputusan  sudah  diambil,  dan  mekanisme  yang  ditempuh  adalah
              mekanisme voting, itupun atas usulan perwakilan dari buruh. Pada akhirnya diputuskan bahwa,
              berdasarkan PP Nomor 36 Tahun 2021, UMK Jombang masih tetap tidak ada kenaikan. Dengan
              dasar, UMK Jombang sudah berada di batas atas upah minimum yang ditetapkan dari PP Nomor
              36 Tahun 2021," beber Joko Herwanto.

              Dikatakannya,  semua  pihak  yang  terlibat  dalam  Dewan  pengupahan  Kabupaten  Jombang,
              termasuk dari serikat buruh juga telah menandatangani berita acara.

              Disinggung  lebih  lanjut  ketika  UMK  Jombang  2022  naik,  apakah  ada  potensi  perusahaan-
              perusahaan  di  Jombang  akan  mengalami  kolap  atau  seperti  apa,  Joko  Hernanto  kemudian
              menjelaskan, hal tersebut tidak sesuai dengan PP Nomor 36 Tahun 2021.
              "Sementara kita berharap, semua ada landasan hukumnya, ada aturannya. Yang kedua, hari ini
              dengan UMK yang Rp. 2.654.000 ini kita semua tahu, sudah berat. Apalagi kalau dipaksa naik,
              semakin berat," tandasnya.

              Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Jombang, Priadi mengatakan, pada dasarnya pihaknya
              memahami dinamika yang ada di para buruh.

              "Tetapi karena kita ini diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021, khususnya Pasal
              34 ayat 6, yang menyatakan bahwa jika UMK tahun berjalan itu sudah di atas batas atas, maka
              Bupati  merekomendasikan  kepada  Gubernur,  sama  dengan  UMK  tahun  berjalan,"  pungkas
              Priadi.(rif).








                                                           154
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160