Page 151 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 151

NTT untuk tetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota dan mensosialisasikan kepada pihak terkait
              serta memonitoring pelaksanaannya.


              GUBENUR VIKTOR LAISKODAT TELAH MENETAPKAN UMP NTT 2022

              Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat telah menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) NTT
              Tahun  2022  melalui  Surat  Keputusan  (SK)  Gubernur  Nomor  392/KEP/HK/2021  tanggal  19
              November 2021. Penetapan tersebut didasarkan pada usulan Dewan Pengupahan Provinsi NTT,
              yakni sebesar Rp.1.975.000. Penetapan ini menjadi acuan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota Se-
              NTT untuk tetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota dan mensosialisasikan kepada pihak terkait
              serta memonitoring pelaksanaannya.

              Sektetaris Daerah (Sekda) NTT, Benediktus Polo Maing dalam keterangan Pers Selasa (23/11)
              menjelaskan, penetapan UMP tersebut dilakukan setelah mendengar usulan Dewan Pengupahan
              Provinsi NTT yang dibentuk melalui SK Gubernur pada bulan Juli 2021 lalu.

              "Dewan  pengupahan  ini  terdiri  dari  unsur  pemerintah,  unsur  pengusaha  atau  pemberi  kerja
              dalam hal ini Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia).Lalu dari unsur pekerja atau penerima kerja
              yang diwakili Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia.
              Kemudian dari unsur buruh, ada Serikat Buruh Seluruh Indonesia dan Konfederasi Serikat Buruh
              Seluruh Indonesia. Tugas tim ini adalah menghitung UMP dan mengusulkan kepada Gubernur.
              Atas dasar usulan tersebut, Gubernur tetapkan UMP, " ungkap Sekda Benediktus.

              Lebih lanjut, Sekda Ben Polo Maing mengungkapkan ada kenaikan dalam UMP Tahun 2022 yakni
              sebesar  Rp.  25.000  dibandingkan  tahun  2021.  Perhitungan  kenaikan  ini  didasarkan  pada
              Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              "Beberapa indikator yang dipakai dalam perhitungan UMP adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi,
              perhitungan batas atas dan batas bawah upah serta upah Minimum tahun berjalan. Batas atas
              adalah 2.500.000 rupiah dan batas bawah 50 persen dari batas atas atau 1.250.000 rupiah. Ada
              rumus untuk hitung semua ini. Untuk pertumbuhan ekomominya dihitung dari kuartal IV tahun
              2020 serta kuartal I, II dan III tahun 2021. Sedangkan inflasi dihitung dari September 2020
              sampai Septemeber 2021 year on year (YoY). Dengan formulasi ini, tim bekerja untuk hitung
              (UMP) di NTT," jelas Sekda Benediktus.

              Terkait  pengawasan  terhadap  pelaksanaan  UMP,  Sekda  Ben  Polo  Maing  tegaskan  ada  tim
              kerjasasma tripartit baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Ada tiga unsur dalam lembaga itu
              yakni Pemerintah, Pemberi Kerja dan Penerima kerja.

              "Jika  ada  persoalan  antara  pemberi  kerja  dan  penerima  kerja,  pengaduan  dari  pekerja
              disampaikan kepada Pemerintah yakni Dinas Koperasi, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. Lalu
              pengawas  fungsional  dari  dinas  memfasilitas  proses  mediasi.  Kalau  tidak  selesai  juga,  baru
              diangkat  ke  lembaga  tripartit.  Kalau  tidak  selesai  lagi  di  tripartit,  diteruskan  ke  pengadilan
              hubungan industrial untuk selesaikannya. UMP ini jadi acuan minimal. Boleh sama, boleh juga
              lebih tinggi," kata Sekda Benediktus.












                                                           150
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156