Page 312 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 312

Ringkasan

              Ratusan buruh di Kota Depok melakukan aksi demo di depan Balai Kota Depok, Rabu (24/11).
              Para  buruh  yang  tergabung  dalam  Aliansi  Serikat  Pekerja  dan  Serikat  Buruh  (Aliansi  SPSB)
              menuntut agar upah minimum kota (UMK) Kota Depok naik 10 persen. "Kami menuntut kenaikan
              UMK  Kota  Depok  sebesar  10  persen.  Kami  butuh  upah  yang  layak  dan  manusiawi,"  kata
              koordinator aksi demo, Rudi Gunawan dalam orasinya saat menggelar demo di depan Kantor
              Wali Kota Depok, Rabu (24/11).



              BURUH DEPOK DEMO TUNTUT KENAIKAN UMK 10 PERSEN

              REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ratusan buruh di Kota Depok melakukan aksi demo di depan Balai
              Kota Depok, Rabu (24/11). Para buruh yang tergabung dalam Aliansi Serikat Pekerja dan Serikat
              Buruh (Aliansi SPSB) menuntut agar upah minimum kota (UMK) Kota Depok naik 10 persen.

              "Kami menuntut kenaikan UMK Kota Depok sebesar 10 persen. Kami butuh upah yang layak dan
              manusiawi," kata koordinator aksi demo, Rudi Gunawan dalam orasinya saat menggelar demo
              di depan Kantor Wali Kota Depok, Rabu (24/11).

              UMK Kota Depok 2021 sebesar Rp 4,3 juta. Buruh Kota Depok meminta UMK 2022 naik 10 persen
              atau sekitar Rp 400 ribu. "Jadi tuntutannya UMK Kota Depok 2022 sebesar Rp 4,7 juta," tegas
              Rudi.
              Menurut Rudi, dalam menetapkan upah, pemerintah menggunakan PP Nomor 36 yang dianggap
              merugikan buruh. Padahal tuntutan buruh di atas yang telah ditentukan dalam PP tersebut.

              "Pemerintah sekarang menganjurkan kenaikan upah ini menggunakan PP Nomor 36 dimana PP
              itu sangat merugikan kepentingan buruh. Jadi kita meminta untuk kenaikan di atas itu," jelasnya.

              Lanjut Rudi, jika berdasarkan PP tersebut, kenaikan upah hanya sekitar satu persen. "Kenaikan
              tersebut sangat tidak layak. Jadi sangat tidak layak bagi kaum buruh yang dua tahun ini karena
              pandemi Covid-19 sudah cukup banyak dirumahkan, pemotongan gaji. Makanya kami berharap
              kenaikan bisa 10 persen," jelasnya.

              Para buruh yang melakukan aksi demo berharap agar aspirasinya dapat didengar. "Jika mentok,
              mereka berharap agar ada solusi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Harapan kalau memang
              pak gubernur menggunakan PP 36, tapi Pak Wali bisa memberikan solusi lain untuk meringankan
              beban  buruh.  Misalnya  ada  kebijakan  jaminan  sosial  yang  diberikan  pada  kaum  buruh,"
              harapnya.

              Sementara  itu,  Ketua  FSPMI  Kota  Depok,  Wido  Pratikno  mengatakan,  pihaknya  sudah
              menyampaikan lima poin tuntutan. Pertama, mereka menuntut pemerintah mencabut UU Nomor
              11 tahun 2020 tentang Cipa Kerja. Alasannya, UU Cipta Kerja dinilai lahir secara prematur karena
              tidak memiliki naskah akademik.

              "Kami sedang menggugat UU Cipta Kerja ke MK. Harusnya para pengadil di MK juga melihat
              kondisi kami yang darurat karena UU Cipta Kerja," tegasnya.

              Ia  menambahkan,  tuntutan  kedua  FSPMI  Kota  Depok  terkait  dengan  upah  yang  menuntut
              kenaikan 10 persen. "Boleh dicek hari ini, bagaimana kenaikan sembako yang luar biasa. Dari
              harga  minyak,  telor  dan  sembako  lainnya  sudah  naik  lebih  dari  10  persen.  Jadi,  layaknya
              kenaikan upah juga 10 persen," ucap Wido.




                                                           311
   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317