Page 50 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 50

Dikatakan Asep, kebijakan pemerintah pusat untuk menggunakan PP Nomor 36 Tahun 2021
              dalam menentukan upah tahun 2022, sangatlah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat
              ini. Sebab kebutuhan pokok terus naik di tengah pandemi Covid-19.

              "Secara logika saja kenaikan 0,49 itu jauh di atas rata-rata per kapita yang dikonsumsi oleh
              buruh. Sehingga kami menuntut Ph. Wah Kota Cimahi menaikkan upah minimal 10 persen,' tegas
              Asep.

              Apabila aksi hari ini nihil di mana UMK tahun 2022 hanya naik 0,94 persen, pihaknya mengancam
              akan melakukan aksi yang lebih besar lagi. 'Tidak ada jalan lagi bagi kami, kalau aksi kooperatif
              dan persuasif ini sudah tidak bisa dilakukan, kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi,"
              tuturnya.

              Sekretaris DPK Apindo Kota Cimahi, Christina mengatakan, tuntutan kenaikan upah 10 persen
              yang diinginkan para pekerja tentunya akan sangat memberatkan perusahaan. Terlebih saat ini
              pandemi Covid-19 masih melanda. "Iya kondisi saat ini jangankan 10 persen, 1 persen aja berat.
              Bisa bertahan dengan upah sekarang saja udah bersyukur," katanya.

              Meski  begitu,  pihaknya  akan  tetap  mematuhi  keputusan  dari  pemerintah  perihal  UMK  tahun
              2022. "Untuk mengenai pengupahan kan ada PP baru, ya kita ikut PP itu, ikut pemerintah," ucap
              Christina.
              Menanggapi aksi buruh, Plt. Wah Kota Cimahi Ngatiyana menyatakan, besaran UMK Cimahi 2022
              bakal naik. Besaran kenaikan diperkirakan mengacu pada Upah Minimum Provinsi (UMP) Jabar
              2022  yang  naik  sebesar  Rp  31.135.  "Untuk  UMK  Cimahi  2022  kemungkinan  ada  kenaikan.
              Naiknya walaupun hanya 0,9% atau sekitar dari 1 % lah tapi tetap naik. Ya kisaran Rp 30 ribuan
              juga," ujarnya.

              Mengenai tuntutan buruh atas kenaikan UMK Cimahi sebesar 10%, Ngatiyana meminta semua
              pihak  terkait  melakukan  komunikasi  dan  koordinasi.  "Koordinasi  yang  paling  penting.  Untuk
              menentukan  UMK  nanti  oleh  Dewan  Pengupahan  beserta  serikat  pekerja/serikat  buruh  yang
              terdaftar," jelasnya.

              Pihaknya  berharap,  penetapan  UMK  Cimahi  2022  berlangsung  lancar  dan  disepakati  semua
              pihak. Termasuk, menaati aturan terkait upah yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun
              2021 tentang Pengupahan sebagai turunan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
              Kerja. "Yang penting lancar dan tidak langgar aturan. Karena kalau melanggar ada sanksinya,
              sehingga semua pihak harus menyadari hal itu dengan menaati aturan," tuturnya.

              Kab. Bandung

              Di  Kabupaten  Bandung,  sekitar  100  buruh  yang  tergabung  dalam  organisasi  kepengurusan
              Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (DPC FSPSI), melakukan
              aksi unjuk rasa di depan pintu gerbang Pemkab Bandung di Soreang, Rabu.
              Selain dari massa FSPSI, juga hadir dari massa buruh DPD KSPN Kabupaten Bandung, yang juga
              menggelar  aksi  serupa  dan  bergabung  dengan  massa  buruh  lainnya  yang  sudah  lebih  awal
              datang.

              Mereka menuntut kenaikan upah minimum kabupaten (UMK) Bandung 2022 antara 8-10 persen
              dari UMK 2021, yang sedang berjalan Rp 3.241.000/bulan.

              Tidak  lama  setelah  berorasi,  perwakilan  massa  buruh  langsung  diterima  pejabat  Dinas
              Ketenagakerjaan  Kabupaten  Bandung, selain  jajaran  OPD  Kabupaten  Bandung  lainnya  untuk
              melakukan audiensi.

                                                           49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55