Page 86 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 86

PP 36/2021 SAH PEGAWAI LAMA BISA NEGOSIASI UPAH

              Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja saat ini dalam proses judicial review
              (JR). Hal itu kemudian muncul suara yang menyebutkan, Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun
              2021 tidak sah dijadikan acuan sistem pengupahan.

              Mengomentari hal itu, pengamat hukum dari Universitas Padjadjaran Holyness N Singadimedja
              memastikan, meski Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 saat ini tengah dalam proses judicial
              review (JR) Mahkamah Konstitusi (MK), aturan yang tertuang dalam turunannya tetap sah dan
              mengikat. Seperti halnya PP 36/2021 tentang pengupahan yang menjadi landasan penetapan
              UMP maupun UMK 2022 ini.

              "Meski JR, aturan PP 36/2021 itu tetap sah karena dilindungi norma konstitusi Pasal 58 ada asas
              praduga keabsahan. Sehingga, PP 36/2021 itu sah sebelum ada keputusan pembatalan dari MK.
              Sementara, saat ini, masih dalam proses JR," ujar Holy dalam Zoom Meeting, Rabu (24/11/2021).

              Untuk diketahui, dalam Pasal 58 UU MK berbunyi, "Undang-undang yang diuji oleh Mahkamah
              Konstitusi  tetap  berlaku,  sebelum  ada  putusan  yang  menyatakan  bahwa  undang-undang
              tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945"

              Menurut Holy, sampai MK belum memutuskan UU Cipta Kerja sah atau tidak diberlakukan, maka
              sebelum ada putusan MK, rujukan ini masih bisa dilaksanakan. Sehingga, UU Cipta Kerja maupun
              turunannya bisa dilaksanakan. "Bisa kita laksanakan ketentuannya, selama belum ada putusan
              MK," ujar dia.

              Dengan demikian, sifatnya masih mengikat. Dan tetap dapat menjadi rujukan hukum.

              Negosiasi

              Sementara itu, terkait masih potensi penolakan terhadap PP 36/2021, Holy mengatakan, aturan
              UMK itu hanya untuk pekerja yang baru masuk sampai satu tahun. Pekerja di atas satu tahun
              dapat melakukan negosiasi upah dengan perusahaan.

              "UU Cipta Kerja ini mengunci pemerintah daerah, dalam hal ini gubernur. Pemda harus mengikuti
              pusat dan  harus  melaksakan  proyek  strategis  nasional  merujuk ketentuan  pusat.  Ada  sanksi
              ketat. Ini menutup ruang diskresi pemerintah daerah," tuturnya.

              Holy menambahkan, lebih baik negosiasi dalam hal UMK ini. "Namun, karena demo adalah hak
              bersuara, berpendapat menyampaikan aspirasi, boleh-boleh saja," ucapnya.

              Sementara itu, ribuan buruh di Kota Cimahi turun ke jalan menuntut penetapan Upah Minimum
              Kota (UMK) tahun 2022 naik 10 persen.

              Mereka meminta Pemkot Cimahi untuk mengabaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jabar dan
              Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan karena kenaikan upah
              sangat minim.
              Aksi buruh bertepatan dengan Rapat Pleno Dewan Pengupahan Kota Cimahi. Nilai rekomendasi
              UMK yang ditetapkan pada pleno akan diserahkan ke Pemprov Jabar untuk ditetapkan.

              Buruh mulai bergerak dari kawasan Industri Melong-Cibaligo. Mereka bergerak ke jalan hingga
              berakhir di depan Kantor Pemkot Cimahi, Jalan Raden Demang Hardjakusumah. Keberadaan
              buruh memblokade jalan hingga dilakukan penutupan arus lalu lintas.

              Koordinator aksi buruh, Asep Jamaludin menyatakan, kegiatan tersebut merupakan aksi lanjutan
              untuk menuntut kenaikan UMK Cimahi 2022.

                                                           85
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91