Page 5 - BAB 6
P. 5
adalah kewajiban dasar manusia yang ditekankan dalam undang-
undang tersebut sebagai seperangkat kewajiban yang apabila tidak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya HAM
(Sapriya & Winataputra, 2003: 137).
C. Sejarah HAM
Pada masa kenabian, di Kota Madinah disusun sebuah Piagam
Madinah (Shahifatul Madinah atau Mitsaaqu al Madinah). Piagam ini
merupakan dokumen kesepakatan masyarakat Madinah untuk
melindungi dan mejamin hak-hak sesama warga masyarakat tanpa
memandang latar belakang, suku, dan agama. Piagam Madinah bersifat
revolusioner, karena menentang tradisi kesukuan orang-orang Arab
pada saat itu. Tidak ada satu sukupun yang memiliki keistimewaan atau
kelebihan dibandingkan dengan suku lain. Piagam ini dideklarasikan di
Madinah pada 622 M (Dikdik B. Arif, 2014: 134- 135). Menurut Musthafa
Kamal Pasha (Pasha, 2002: 126). Terdapat dua landasan pokok bagi
kehidupan bermasyarakat yang diatur dalam Piagam Madinah, yaitu :
1. Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda
suku dan bangsa.
2. Hubungan antar komunitas muslim dan non muslim didasarkan
pada prinsip-prinsip :
a. Berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga.
b. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama.
c. Saling menasehati.
d. Menghormati kebebasan beragama.
Di kawasan Eropa, pada tahun 1215 lahir Magna Charta. Piagam
ini merupakan perjanjian antara Raja John dari Inggris dan sejumlah
bangsawan. Melalui piagam ini, raja harus mengakui beberapa hak
HAK ASASI MANUSIA (HAM) 128