Page 123 - Filsafat Illmu dan Rekonstruksi Teori - Markani
P. 123
masalah dan berpikir tingkat tinggi, pembelajarannya
dikosntruksi dari pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya untuk memecahkan masalah. Keseluruhan
penguasaan pengethauan dalam proses pembelajaran adalah
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam seluruh
proses menjalani kehidupan dimasyarakat. Pragmatisme
antisipatif terhadap perubahan-perubahan pendidikan abad
XXI.
Pada sisi bawah adalah pragmatisme rekonstruksionis
strand menyatakan bahwa tujuan TVET adalah melakukan
transformasi masyarakat menuju masyarakat demokrasi,
membangun masyarakat belajar, organisasi belajar, bersifat
proaktif, tidak mengekalkan diri hanya pada praktik-praktik
dunia kerja yang ada saat ini. Mengadopsi isu-isu dan
masalah-masalah ketidakadilan dan ketidakmerataan
pekerjaan. Pragmatisme rekonstruksionis mendukung
pendidikan kewirausahaan.
Ketiga filosofi tersebut dapat dipilih secara elktif dan
diterapkan dalam TVET. Pemilihan filosofi disesuaikan dengan
kondisi dan cakupan dari TVET. Ketiga filosofi tersebut dapat
dikombinasikan dan dipilih sesuai program terbaik dari TVET.
Refleksi dan analisis sistematis komprehensif perlu dilakukan
oleh para ahli dalam memilih filosofi yang cocok dan memberi
manfaat terbaik. Melihat ketiga filosofi tersebut, masa depan
TVET cenderung ke filosofi pragmatisme.
Asumsi adalah anggapan yang diterima sebagai
kebenaran, syarat atau filosofi, teori, kebijakan diterapkan.
Apabila asumsi yang dipilih salah atau tidak memenuhi syarat,
maka kebijkan itu tidak akan efektif dilaksanakan. Asumsi
114
Filsafat Ilmu & Rekonstruksi Teori