Page 120 - Filsafat Illmu dan Rekonstruksi Teori - Markani
P. 120
diri dalam pembangunan masyarakat, kebahagiaan spritual
adalah kebutuhan lain dari manusia yang juga harus dipenuhi.
Karakteristik filosofi pragmatisme menekankan pemecahan
masalah berfikir tingkat tinggi. Filosofi pragmatisme
meletakkan pendidikan sebagai interaksi aktif memandirikan
peserta didik dalam belajar memecahkan permasalahan
hidupnya.
Upaya pendewasaan, penyadaran, penumbuhan spirit
dan pencerahan anak akan arti kehidupan adalah proses dari
pendidikan. Melalui pendidikan anak menemukan hakikat
ditengah-tengah keluarga, masyarakat, lingkungan alam
semesta dan di mata sang pencipta. Pembelajaran dalam
filosofi pragmatisme dikonstruksikan berdasarkan
pengetahuan sebelumnya, pengalaman yang telah dimiliki
untuk merespon dan mengantisipasi isu-isu perubahan dunia
kerja. Pembelajaran TVET harus antisipasi terhadap
perubahan karena abad XXI adalah abad penuh dengan
perubahan. Selain itu, filosofi esensialisme mengarahkan
tujuan TVET untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja
juga perlu diperhatikan. Filosofi esensialisme mendudukkan
TVET dalam kaitannya dengan efesiensi sosial. Kuirkulum dan
pembelajaran dikembangkan berdasarkan kebutuhan bisnis
dunia usaha dan industri. TVET diukur dari nilai balik invertasi
pendidikan sebagai invertasi ekonomi. Kemudian muncul teori
Human Capital dimana manusia diteguhkan sebagai modal
utama pembangunan. Sumber daya manusia harus dididik dan
dilatih agar mampu bersaing dalam memperebutkan pasar
kerja.
Sebagai invertasi semus jenis pengeluaran dalam
proses pendidikan dalam TVET dianggap berhasil jika nilai
111
Filsafat Ilmu & Rekonstruksi Teori