Page 176 - Favor Of God (E-Book)
P. 176
biasa. Namun ternyata bagi sebagian teman lain yang berasal dari
daerah yang lain, hal ini tidaklah sopan. Pengalaman kedua adalah
ketika praktik melayani di hari Sabtu dan Minggu. Suatu ketika
saya ditawarkan makan di satu rumah jemaat tempat saya praktik
melayani. Kami disuruh makan oleh tuan rumahnya dengan
mengatakan jangan sungkan untuk menambah makanannya.
Dalam budaya saya di Sumatera Utara pada umumnya, kami harus
menghabiskan semua makanan untuk menyenangkan tuan rumah.
Oleh karena ketidaktahuan saya, saya habiskan makanan yang ada
dan ternyata budaya tempat saya melayani berbeda. Tentunya saya
sangat malu dan sejak saat itu saya belajar untuk mengubah perilaku
dan menyesuaikan diri dengan budaya tempat yang saya layani.
Pengalaman-pengalaman ini yang mengajarkan kepada saya untuk
tetap terus terbuka dan terus beradaptasi dengan situasi dan hal-hal
yang baru.
Setelah lulus dari kuliah, saya bergabung dengan sebuah organisasi
penginjilan yang bernama Book Of Hope. Dalam organisasi ini, kami
membagikan majalah penginjilan ke sekolah-sekolah, panti-panti,
penjara-penjara dan tempat-tempat lainnya. Saya bersama dengan
3 sahabat saya, yakni Tji Kiong, Rika dan Meivy, pergi berkeliling
Indonesia selama 2 tahun. Biasanya kami menghabiskan waktu
selama 2 sampai 4 bulan di satu provinsi. Kami pergi ke setiap kota
dan bahkan desa terpencil sekalipun.
Di dalam perjalanan, kami menemui banyak tantangan
dan hal-hal yang baru. Ketika pergi ke sekolah-sekolah untuk
membagikan majalah penginjilan ini, pada awalnya sering ditolak
dan ingin menyerah rasanya. Ketika pergi ke daerah baru, kami
sering berhadapan dengan perbedaan suhu yang sangat ekstrim
dari daerah sebelumnya. Sebelumnya kami ada di daerah yang
sangat panas, tiba-tiba besoknya sudah ada di daerah yang sangat
dingin. Ketika mendatangi gereja-gereja baru yang berbeda-beda
aliran denominasi, berulang kali tidak diterima. Namun situasi dan
168 Favor of God