Page 85 - Favor Of God (E-Book)
P. 85
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengurus kebun
dan beberapa ternak peninggalan orang tua. Saya beserta tiga
saudara saya tinggal di rumah peninggalan Ibu saya karena tiga
kakak saya yang lain telah berkeluarga. Saya tetap melanjutkan
sekolah sampai selesai dan menerima ijazah. Setelah lulus dari
sekolah menengah pertama tidak ada lagi harapan untuk bisa
melanjut ke jenjang yang lebih tinggi karena ketiadaan biaya,
kami bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-
hari bahkan masih berkekurangan, beberapa kali mencoba pergi
ke daerah lain untuk mencari pekerjaan dengan harapan bisa
mendapatkan uang lalu melanjutkan sekolah, namun usaha yang
saya lakukan semuanya sia-sia dan tidak pernah bertahan di satu
daerah dan sering berpindah-pindah karena pekerjaan yang tidak
menentu bahkan saya hampir meninggal karena terkena malaria
akhirnya saya pulang ke Nias dan membantu kakak saya bekerja di
kebun menanam berbagai jenis tanaman yang bisa dijual. Dari hasil
penjualan sayur dan karet saya mulai menabung sedikit demi sedikit
dengan harapan bahwa saya bisa melanjutkan sekolah. Pada tahun
2004 bulan Juli saya mendaftar di SMA dengan biaya sendiri. Sedikit
mulai ada harapan karena pada akhirnya saya bisa bersekolah lagi
setelah terhenti selama dua tahun. Menjalani satu semester di SMA
cukup menyenangkan mulai banyak teman-teman dan bergabung
dalam beberapa kegiatan di sekolah dan salah satunya adalah
ikut serta menjadi anggota pasukan pengibar bendera di tingkat
kecamatan pada acara perayaan 17 Agustus. Mimpi untuk menjadi
seorang polisi mulai terbesit dalam pikiran saya karena pada waktu
itu hampir semua anak-anak seumuran saya memiliki cita-cita yang
sama karena terinspirasi dengan polisi pelatih pada saat menjadi
anggota pasukan pengibar bendera.
Belum setahun duduk di bangku SMA ketiga kalinya harapan
dan cita-cita saya kembali berhenti karena bencana alam yakni gempa
bumi yang melanda daerahku pada tahun 2005. Rumah satu-satunya
Favor of God 77