Page 11 - MODUL EKSTRAKSI HARVIKA SIMAMORA FIXX
P. 11
KD = [ ] ………………………………………………… 1
[ ]
[S]org dan [S]aq masing-masing merupakan konsentrasi analit dalam fase
organic dan fase air; KD merupakan koefisien partisi. Dalam prakteknya,analit seringkali
berada dalam bentuk kimia yang berbeda karena adanya disosiasi(ionisasi),protonasi,dan
juga komplekasi atau polimerasi karenanya ekspresi yang lebih berguna adalah rasio
distribusi atau rasio partisi (D).
D = ( ) ………………………2
( )
(Cs)org dan (CS) masing-masing merupakan konsentrasi total analit(dalam
segala bentuk ) dalam fase organic dan dalam fase air; D merupakan rasio partisi. Jika tidak
ada interaksi antara analit yang terjadi dalam kedua fase maka nilai KD dan D adalah identik.
4
Analit yang mempunyai rasio distribusi besar(10 atau lebih)akan mudah
terekstraksi ke dalam pelarut organic meskipun proses kesetimbangan(yang berarti 100%
solute terekstraksi atau tertahan)tidak pernah terjadi. Kebanyakan ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan corong pisah dalam waktu beberapa menit. Akan tetapi untuk efektivitas analit
dengan rasio terdistribusi yang kecil (<1),ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan
pelarut baru pada larutan sampel secara terus-menerus. Hal ini dapat dilakukan dengan
refluks menggunakan alat yang didesain secara khusus.
Pelarut organic yang dipilih untuk ekstraksi pelarut adalah : mempunyai
kelarutan yang rendah dalam air(<10%),dapat menguap sehingga memudahkan penghilangan
pelarut organic setelah dilakukan ekstraksi,dan mempunyai kemurnian yang tinggi untuk
menimalkan adanya kontaminasi sampel.
Efesiensi proses ekstraksi tergantung pada nilai distribusinya(D-nya) dan juga
tergantung pada volume relatife kedua fase. Dengan menggunakan ekstraksi,banyakya analit
yang terekstraksi dapat dihitung dengan rumus berikut :
E = 100 ………………………………………………..3
[ +( )]
Vorg dan Vaq masing-masing merupakan banyaknya volume fase organic dan
fase air yang digunakan; D merupakan rasio distribusi. Pada analit dengan nilai D yang
KIMIA PEMISAHAN 11