Page 6 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 6

karena di tengah konsep sejarah yang plural dalam sebuah masyarakat pasca-
                  kolonial seperti Indonesia ini, cerita fantastis yang membingungkan semacam
                  itulah sejarah paling otentik yang bisa ditulis.
                                                      – Katrin Bandel, Meja Budaya


                  Perihal berbagai gaya dan bentuk yang diaduk jadi satu ini, Cantik itu Luka
                  me mang sebuah penataan berbagai capaian sastra yang pernah ada. Seluruh
                  referensi yang ada dalam bagasi penulisnya, hadir bercampur aduk membentuk
                  mozaik konstruksi linguistik yang dinamis.
                                                        – Alex Supartono, Kompas


                  Cantik itu Luka menampakkan bahwa Eka mampu melahirkan teks perempuan
                  tanpa membuat perempuan dalam dunianya tampil sebagai laki-laki dalam
                  bungkus perempuan.
                                         – Aquarini Priyatna Prabasmoro, Koran Tempo


                  Luka adalah permisivitas dia dari gambaran sebuah pemahaman chaos,
                  kekacauan hubungan badan (inses) dan kerusuhan-kerusuhan di Halimunda
                  sepanjang masa penjajahan kolonial hingga pasca 1965 ketika komunis dibi-
                  nasakan. Hantu-hantu yang dicitrakan sebagai komunis menjadi punya makna
                  ganda, hantu betulan dan hantu propaganda. Sense of humor dia boleh juga.
                                                         – Nenie Muhidin, On/Off

                  It is nice that, after half a century, Pramoedya Ananta Toer has found a suc-
                  cessor. The young Sundanese Eka Kurniawan has published two astonishing
                  novels in the past half-decade. If one considers their often nightmarish plots
                  and characters, one could say there is no hope. But the sheer beauty and
                  elegance of their language, and the exuberance of their imagining, give one
                  the exhilaration of watching the f rst snowdrops poke their little heads up
                  towards a wintry sky.
                                        – Benedict R. O’G. Anderson, New Left Review















        Cantik.indd   2                                                    1/19/12   2:29 PM
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11