Page 11 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 11

nya. Seharusnya kutelan sebutir granat dan meledakkannya di dalam








              perut. Si kecil yang malang, seperti para penjahat, orang-orang malang


              juga susah mati.”

                 Pada awalnya si dukun bayi mencoba menyembunyikan wajah bayi

              itu dari siapa pun, termasuk perempuan-perempuan tetangga yang ber-








              datangan. Tapi ketika ia berkata bahwa ia memerlukan susu bagi si bayi,









              orang-orang itu berebutan ingin melihat si bayi. Bagi siapa pun yang







              mengenal Dewi Ayu, adalah selalu menyenangkan melihat bayi-bayi








              perempuan mungil yang dilahirkannya. Si dukun bayi tampak tak ber-







              daya menghadapi serbuan orang-orang yang menyibakkan kain penutup








              wajah si bayi, namun ketika mereka telah melihatnya dan menjerit









              dalam horor yang tak pernah mereka hadapi sebelumnya, si dukun bayi







              tersenyum dan mengingatkan mereka, bahwa ia telah berusaha untuk




              tidak memperlihatkan wajah neraka itu.




                 Mereka masih berdiri setelah pekikan sesaat itu, dengan wajah-








              wajah idiot kehilangan ingatan, sebelum si dukun bayi segera pergi.







                 ”Semestinya ia dibunuh saja,” kata seorang perempuan, yang per-





              tama terbebas dari amnesia mendadak itu.




                 ”Aku sudah mencobanya,” kata Dewi Ayu bersamaan dengan ke-








              munculannya. Ia hanya mengenakan daster kusut dan kain yang melilit








              pinggangnya. Rambutnya tampak kacau sekali, serupa orang yang bebas



              dari pertarungan dengan banteng.


                 Orang-orang memandangnya dengan iba.





                 ”Ia cantik, kan?” tanya Dewi Ayu.

                 ”Ehm, yah.”


                 ”Tak ada kutukan yang lebih mengerikan daripada mengeluarkan







              bayi-bayi perempuan cantik di dunia laki-laki yang mesum seperti


              anjing di musim kawin.”



                 Tak seorang pun menanggapi, kecuali memandangnya masih dengan

              iba atas dusta tentang gadis kecil yang cantik itu. Rosinah, si gadis gu-









              nung bisu yang telah melayani Dewi Ayu selama bertahun-tahun meng-








              giring perempuan itu ke kamar mandi. Ia telah menyediakan air hangat










              di bak, dan di sanalah Dewi Ayu berendam bersama sabun wangi bersul-








              fur, dibantu si gadis bisu yang mengeramasi rambutnya dengan minyak









              lidah buaya. Hanya gadis bisu itulah yang tampaknya tak terguncang
                                             4
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16