Page 14 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 14

Rosinah pergi dan membelikannya selembar kain mori putih ber-
                 sih yang segera dikenakannya, meskipun itu tak cukup untuk se gera
                 membuatnya mati. Maka sementara si dukun bayi berkeliling kampung
                 mencari perempuan bersusu (yang segera diketahui bahwa itu sia-sia dan
                 berakhir dengan memberi si bayi air cucian beras), Dewi Ayu berbaring
                 tenang di atas tempat tidurnya berselimut kain kafan, menanti dengan
                 kesabaran ganjil malaikat pencabut nyawa datang menjemputnya.
                    Ketika masa air cucian beras sudah lewat dan Rosinah memberi
                 bayi itu susu sapi yang dijual di toko dengan nama susu Beruang, Dewi
                 Ayu masih berbaring di atas tempat tidurnya, tak mengizinkan siapa
                 pun membawa si bayi bernama Cantik itu ke kamarnya. Na mun cerita
                 tentang bayi buruk rupa dan ibunya yang tidur ber selimut kain kafan de-
                 ngan segera menyebar bagai wabah mematikan, menyeret orang-orang
                 tak hanya dari kampung-kampung sekitar namun juga dari desa-desa
                 yang terjauh di distrik itu, untuk datang melihat apa yang mereka sebut
                 me nyerupai kelahiran seorang nabi, di mana mereka memperbanding-
                 kan lolongan ajak sebagai bintang yang dilihat orang Majusi ketika
                 Yesus lahir dan si ibu yang berselimut kain kafan sebagai Maria yang
                 letih. Perumpamaan yang mengada-ada.
                    Dengan sikap takut-takut seperti seorang gadis kecil yang membelai
                 anak macan di kebun binatang, mereka berdiri di depan tukang foto
                 ke liling bersama si bayi buruk rupa, itu setelah mereka melakukan-
                 nya bersama Dewi Ayu yang tetap berbaring dengan ketenangan yang
                 misterius dan sama sekali tak terganggu oleh ke gaduhan tanpa ampun
                 itu. Beberapa orang dengan penyakit-penyakit parah tak tersembuhkan
                 datang berharap menyentuh bayi itu, yang segera ditolak Rosinah yang
                 khawatir semua benih penyakit mereka akan menyiksa si bayi, dan se-
                 bagai gantinya ia menyediakan berember-ember air sumur yang telah
                 di pergunakan untuk mandi Si Cantik; beberapa yang lain datang untuk
                 mem peroleh petunjuk-petunjuk berguna memperoleh keuntungan
                 bis nis, atau sedikit ke ber hasilan di meja judi. Untuk itu semua, si bisu
                 Rosinah yang mengambil tindakan cepat sebagai pengasuh si bayi, telah
                 me nyediakan kotak-kotak sumbangan yang segera dipenuhi oleh uang-
                 uang kertas para pengunjung. Gadis itu telah bertindak bijaksana meng-
                 antisipasi kemungkinan bahwa Dewi Ayu akhirnya sungguh-sungguh

                                              7





        Cantik.indd   7                                                    1/19/12   2:33 PM
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19