Page 8 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 8
ore hari di akhir pekan bulan Maret, Dewi Ayu bangkit dari ku-
Sbur an setelah dua puluh satu tahun kematian. Seorang bocah
gembala dibuat terbangun dari tidur siang di bawah pohon kam boja,
kencing di celana pendeknya sebelum melolong, dan ke empat domba-
nya lari di antara batu dan kayu nisan tanpa arah bagaikan seekor ma-
can dilemparkan ke tengah mereka. Semuanya berawal dari kegaduh-
an di kuburan tua, dengan nisan tanpa nama dan rumput setinggi
lu tut, tapi semua orang mengenalnya sebagai kuburan Dewi Ayu. Ia
mati pada umur lima puluh dua tahun, hi dup lagi setelah dua puluh
satu tahun mati, dan kini hingga seterus nya tak ada orang yang tahu
bagai mana menghitung umurnya.
Orang-orang dari kampung sekitar pemakaman datang ke kuburan
tersebut begitu si bocah gembala memberitahu. Mereka ber gerombol di
balik belukar ceri dan jarak dan di kebun pisang, sam bil meng gu lung
ujung sarung, menggendong anak, menenteng sapu lidi, dan bah kan
ber lepotan lumpur sawah. Tak seorang pun berani mendekat, hanya
men dengarkan kegaduhan dari kuburan tua itu bagaikan me ngelilingi
tukang obat sebagaimana sering mereka lakukan di depan pasar setiap
hari Senin. Menikmatinya penuh ke takjuban, tak peduli itu merupakan
horor yang menakutkan se andainya mereka sendirian saja. Bahkan
mereka berharap sedikit ke ajaiban daripada sekadar ke gaduhan kuburan
tua, sebab perempuan di dalam tanah itu pernah jadi pelacur bagi
orang-orang Jepang sejak masa perang dan para kyai selalu bilang bahwa
orang-orang berlepotan dosa pasti memperoleh siksa kubur. Kegaduhan
itu pasti berasal dari cambuk malaikat pe nyiksa, dan mereka tampak
bosan, dan berharap sedikit keajaiban yang lain.
1
Cantik.indd 1 1/19/12 2:33 PM