Page 36 - oke mutiara kebun sawit
P. 36
patriotisme, agama menagihku dengan tanggung
jawab, sedangkan setiap harinnya aku harus
mengisi rintih perut yang meminta segumpal nasi,
ada apa ini? perasaan ini kembali muncul seperti
kecamuk kecil dalam dada meronta meminta
dilepaskan, siap menunggu meledak memenuhi
paru-paru hingga turun menuju usus besar.
“Kapan pulang A, adikmu sudah sering
menanyakanmu ia dapat peringkat dua di sekolah!”
“ia bu secepatnya.” Hanya itu jawabanku
cukup panjangpun tak berarti apa-apa, rindu yang
terbuat dari tumpukan waktu kemudian berhenti
pada pundak menjalar hingga puncak ubun-ubun,
namun ini beda, ya beda tidak seperti itu rindu telah
menjadi sarang ketakutan terbawa bersama
tanggung jawab yang belum terpenuhi, ketika sang
32 | M u t i a r a K e b u n S a w i t