Page 12 - BULETIN 1142
P. 12
BULETIN Parlementaria
BULETIN
DPR Minta Kejelasan Proyek
KOMISI VII • DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Pipa Transmisi Gas Bumi
Cirebon-Semarang
omisi VII DPR RI
mempertanyakan kelanjutan
proyek pembangunan pipa
K transmisi gas bumi ruas Anggota Komisi VII DPR RI Ratna
Juwita Sari. Foto: Geraldi/nvl
Cirebon-Semarang (Cisem) kepada
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak
dan Gas Bumi (BPH Migas). Pasalnya
proyek tersebut menjadi salah satu
proyek strategis nasional dan sudah
ditetapkan pemenang lelangnya sejak
tahun 2006 silam.
Saat rapat dengar pendapat dengan
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa, di sesuai target. Karena kalau semula ada, kemudian
Gedung DPR RI, Senin (15/3), Anggota Sementara itu anggota Komisi VII saat ini tidak ada gas mengalir di situ,
Komisi VII DPR RI Ratna Juwita Sari DPR RI Kardaya Wanika mengakui maka secara bisnis gas transportasi bisa
menilai salah satu proyek strategis bahwa benar dalam sebuah lelang bila dituntut. “Memberikan janji akan ada gas
nasional ini dapat dikatakan mangkrak pemenang pertama tidak sanggup tapi ternyata setelah terlanjur menerima
sejak 15 tahun silam. Padahal gas menjalankan proyek akan beralih ke penunjukan proyek tersebut, malah
menjadi salah satu resources clean pemenang kedua, begitu seterusnya. tidak ada gasnya,” tukas Kardaya.
energy yang sangat dibutuhkan saat ini. Namun hal tersebut tentu tidak berlaku Dalam RDP yang dipimpin oleh Wakil
Untuk itulah pembangunan infrastruktur jika ketidaksanggupan tersebut telah Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno
menjadi penunjang adanya transmisi terjadi selama lima belas tahun seperti dan Alex Noerdin itu, Kepala BPH
energy, memang sangat dibutuhkan yang terjadi pada proyek pembangunan Migas Fanshurullah Asa mengatakan
masyarakat. pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon- sesuai dengan aturan BPH Migas,
“Saya melihat ada solusi yang sudah Semarang ini. setelah PT Rekind mundur dari proyek
ditawarkan oleh BPH Migas, namun “Masalahnya, mundurnya setelah 15 Cirebon-Semarang (Cisem), maka akan
menurut saya hal itu masih normatif. tahun kemudian, yang tentu asumsinya ditawarkan kepada pemenang lelang
Tidak ada perbedaannya antara berbeda, asumsi gas dari Kaltim ke kedua dan ketiga pada saat tahun 2006
lelang pada tahun 2006 lalu dengan Jawa juga sudah tidak ada. Sehingga lalu. Ia pun mengatakan bahwa PT
penunjukan di tahun 2021 ini, sehingga rencana pembangunannya juga Bakrie & Brothers sebagai pemenang
BPH Migas bisa menyatakan bahwa berbeda. sehingga tidak logis kalau lelang kedua telah menyatakan
Bakrie Brother ini menjadi pihak yang lelang 15 tahun yang lalu dijadikan kesiapannya membangun ruas Cisem
sanggup untuk menjalankan proyek sebagai penunjukan untuk proyek dengan ketentuan toll fee yang
tersebut,” ujar Ratna. sekarang. Itu kalau dilakukannya saat itu disepakati pada lelang 2006 lalu.
Politisi Fraksi PKB ini berharap ketika boleh. Permasalahan utamanya, jangan Dia mengatakan, ada potensi
proyek pembangunan pipa transmisi sampai kita masuk dalam hal yang sama, gas dari Jambaran Tiung Biru (JTB)
gas bumi ruas Cirebon-Semarang ini terbengkalai lagi,” tegas Kardaya. sebanyak 75 MMSCFD yang tidak
dialihkan ke PT Bakrie Brother, yang Tidak hanya itu, politisi dari Fraksi terpakai. Alokasi gas 75 MMSCFD
notabene merupakan pemenang lelang Partai Gerindra ini juga mengingatkan inilah yang bisa disalurkan ke pipa
ke dua setelah PT Rekayasa Industri BPH Migas untuk memastikan terlebih Gas Cirebon-Semarang dengan
(Rekind), maka hal tersebut harus benar- dahulu pasokan gasnya di ruas tersebut, mengintegrasikan dengan pipa Gresik-
benar bisa berjalan dengan baik dan apakah ada atau mengalir atau tidak. Semarang. ayu/es
12 Nomor 1142/IV/III/2021 • Maret 2021 Nomor 1142/IV/III/2021 • Maret 2021 13