Page 11 - BULETIN 1227
P. 11

Beda Data Stok Bulog                                            petani. Ia pun menekankan untuk
                                                                               tidak melakukan impor beras karena
                                                                               harga beras di pasar internasional
               dan Kementan, Johan                                             sedang tinggi.
                                                                                  Dirinya pun menyampaikan
                                                                               kritik terhadap kinerja penyerapan
               Rosihan Tolak Impor                                             oleh Bulog. Ia menilai tren realisasi
                                                                               pengadaan beras dalam negeri
                                                                               hingga kini selalu menurun setiap
               Beras                                                           tahun. Sebagai contoh, penyerapan
                                                                               tahun 2018 bisa mencapai 1,4 juta
                                                                               ton. Tahun 2019 mencapai 1,2 ton
                                                                               hingga konsisten menurun pada saat
                                                                               semester I tahun 2022, sekitar 550
                          nggota Komisi IV DPR   Bulog ini harus dievaluasi. Jangan   ton.
                          RI Johan Rosihan     sampai ini malah dijadikan alasan   “Untuk mengatasi persoalan
                          menegaskan wacana    untuk melakukan impor beras” tutur   harga yang naik ini, saya minta
                          opsi impor beras mesti   Johan.                      pemerintah untuk segera
               A dihentikan. Kebijakan            Maka dari itu, Wakil rakyat daerah   menyelesaikan persoalan distribusi
               ini menimbulkan polemik lantaran   pemilihan Nusa Tenggara Barat I ini   pangan sebab salah satu penyebab
               data stok beras antara yang dimiliki   meminta Bulog, sebagai operator   naiknya harga pangan diakibatkan
               Badan Urusan Logistik (Bulog) dan   pangan dalam pengadaan CBP,   adanya penimbunan apalagi
               Kementerian Pertanian (Kementan)   memprioritaskan produksi dalam   menjelang momen akhir tahun”
               berbeda.                        negeri terutama penyerapan gabah   pungkas Johan. l ts/rdn
                  “Saya menolak wacana impor
               beras yang diutarakan Bulog. Sebab,
               klaim data Kementan menunjukkan
               produksi dalam negeri masih cukup
               dan meminta Bulog mengoptimalkan
               menyerap produksi dari petani.
               Selama ini, penyerapan dari Bulog
               selalu tidak memenuhi target,”
               tutur Johan dalam rilisnya kepada
               Parlementaria, Kamis (24/11).
                  Menurutnya, adanya perbedaan
               data stok beras di Indonesia ini
               menandakan kurang harmonis kerja   Anggota Komisi IV
               antar instansi pemerintah. Sehingga,   DPR RI Johan Rosihan.
               kebijakan impor beras yang diambil
               dianggap tidak akurat, bahkan
               merugikan para petani Indonesia.
                  Adapun berdasarkan keputusan
               rapat di Komisi IV DPR RI, jelasnya,
               menugaskan Bulog untuk menyerap
               beras petani lokal dengan harga
               komersial sebanyak 600 ribu ton.
               Selain itu, dilansir dari informasi
               Kementan membuktikan bahwa
               stok beras cukup dan tersedia
        Scan QR   untuk Cadangan Beras
        untuk berita
        selengkapnya  Pemerintah (CBP).
                  “Persoalan
               rendahnya penyerapan
               produksi petani oleh
                                                                                                     FOTO: ARIEF/PDT

                                                                                 Nomor 1227/I/XII/2022  •  Desember 2022  11
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16