Page 4 - Sinar Tani Edisi 4111
P. 4
4 Edisi 19 - 25 November 2025 | No. 4111 Tahun LVI
PAHLAWAN tetapi juga tumbuh dari kerja
keras para petani, penyuluh, dan
pegawai pertanian yang berjuang
mewujudkan kedaulatan pangan
bangsa. “Kita mengenang pahlawan
yang telah mengorbankan segalanya
untuk kemerdekaan. Tapi perjuangan
belum selesai. Kini perjuangan itu
PANGAN kita lanjutkan dengan ilmu, empati,
dan pengabdian,” katanya.
Amran mengingatkan, semangat
kepahlawanan harus diwujudkan
dalam kerja nyata. Kini banyak
pegawai dan petugas lapangan yang
bekerja tanpa mengenal waktu demi
menjaga ketahanan pangan nasional.
Contohnya, beberapa pegawai yang
mengalami kecelakaan dan jatuh
sakit saat bertugas. “Mereka jatuh
karena berjuang untuk swasembada.
anggal 10 November pengorbanannya dalam membela Mereka adalah pahlawan pangan
menjadi begitu penting kebenaran. Pahlawan adalah kita,” tegasnya.
“Makna bagi bangsa Indonesia. pejuang yang gagah berani. Dalam Bagi Amran, perjuangan
kebenaran,
kepahlawanan Pada tanggal tersebut, membela mengorbankan pahlawan pahlawan masa kini adalah bekerja,
harus
menjadi
tenaga,
momen
melayani dan memberi manfaat
harus dimaknai Tmengenang kisah heroik pemikiran, waktu, bahkan nyawa. bagi bangsa. Semangat ’bekerja,
secara lebih luas para pejuang yang bertempur Pahlawan tidak berjuang untuk bergerak, dan berdampak’ menjadi
bentuk nyata penghormatan kepada
kepentingannya sendiri, melainkan
mempertahankan
Kemeredekaan
dan kontekstual. yang belum seumur jagung. untuk kepentingan masyarakat, para pahlawan bangsa.
Tidak hanya Kini setelah 80 tahun Indonesia bangsa, serta negara. Sementara itu, Utusan Khusus
Tahun ini pemerintah menetapkan
mereka yang Merdeka, para pejuang tak lagi hanya ada 10 nama yang telah berjasa bagi Presiden (UKP) Bidang Ketahanan
Mardiono
di medan pertempuran melawan
Pangan,
Muhammad
berjuang di medan penjajah. Tapi juga pejuang-pejuang negara sebagai pahlawan. Dua nama berharap peringatan Hari
perang, namun di medan yang berbeda. Ada yang adalah mantan Presiden RI. Pertama, Pahlawan tidak hanya menjadi
Soeharto,
Pahlawan
Jenderal
momentum mengenang jasa para
di dunia pendidikan, ada juga yang
juga mereka berjuang di bidang pangan. dibidang Perjuangan Bersenjata dan pejuang kemerdekaan, melainkan
Di era terkini, makna pahlawan
yang bekerja kian diperluas, tak lagi hanya Politik. Kedua, Abdurrahman Wahid juga menghargai jasa para pejuang
pangan Indonesia yakni petani,
(Gus Dur) dibidang Perjuangan
keras untuk orang yang berperang di medan Politik dan Pendidikan Islam. Satu nelayan, peternak, dan para pemulia
mewujudkan pertempuran, tapi mereka yang lagi adalah pejuang buruh yang benih unggul.
sangat berjasa bagi bangsa dan
hingga kini kasusnya masih gelap
Sebab, mereka turut berjasa dalam
kedaulatan negara. Pahlawan tidak hanya yakni Marsinah, pahlawan bidang perjuangannya untuk memastikan
pangan.” (Menteri mengorbankan waktu dan tenaga, Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan. ketersediaan pangan bagi seluruh
rakyat Indonesia. “Kalau dulu para
namun juga rela mengorbankan
Sayangnya, dari sekian banyak
Pertanian, Andi nyawanya demi kepentingan bangsa kriteria penetapan seseorang pahlawan berjuang mengorbankan
Amran Sulaiman) serta negara. sebagai Pahlawan, profesi petani jiwa dan raga demi kemerdekaan,
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan penyuluh pertanian kadang maka hari ini para pahlawan pangan
(KBBI) menyebut, pahlawan terlupakan. Padahal profesi tersebut berjuang melawan tantangan alam,
dimaknai sebagai orang yang sangat berjasa dalam menyediakan cuaca, dan ketidakpastian ekonomi
menonjol karena keberanian serta pangan bagi seluruh manusia. untuk memastikan bangsa ini tidak
Apalagi pangan bukan sekadar kelaparan. Mereka adalah pahlawan
urusan perut, tapi juga menyangkut bangsa masa kini,” kata Mardiono
ketahanan bangsa. Ketahanan seperti dikutip dari keterangan pers,
bangsa tidak akan terwujud tanpa Senin (10/11).
adanya ketahanan pangan. Mardiono menilai, ketahanan
pangan adalah kunci kedaulatan
Pahlawan Penjaga Pangan bangsa. Khususnya, dalam konteks
Memperingati Hari Pahlawan, global yang penuh tantangan mulai
Senin (10/11), Menteri Pertanian, dari perubahan iklim, krisis pangan,
Andi Amran Sulaiman memberikan hingga fluktuasi harga komoditas.
apresiasi kepada seluruh pejuang di Karenanya, Indonesia harus
bidang pertanian, mulai dari petani, memastikan sektor pangan yang
penyuluh, hingga para inovator kuat dan mandiri.
teknologi. Mereka adalah pahlawan “Negara yang kuat adalah negara
masa kini yang berperan penting yang mampu memberi makan
dalam menjaga ketahanan pangan rakyatnya dari hasil bumi sendiri.
nasional. Karena itu, keberadaan para petani,
Menurut Amran, makna nelayan, peternak, dan pemulia
kepahlawanan harus dimaknai benih adalah benteng kedaulatan
secara lebih luas dan kontekstual. Indonesia,” tegas dia.
Tidak hanya mereka yang berjuang Saat ini ia mengakui, banyak
di medan perang, namun juga tantangan yang dihadapi pelaku
mereka yang bekerja keras untuk utama di sektor pangan. Seperti
mewujudkan kedaulatan pangan keterbatasan akses permodalan,
bangsa. “Kita perlu memberi makna infrastruktur produksi yang belum
baru terhadap istilah pahlawan,” merata, hingga regenerasi pelaku
ujarnya. pertanian yang semakin menurun
Pemberian makna pahlawan di kalangan muda. Karenanya,
yang lebih luas menurut Amran, menurut Mardiono, semua itu
merupakan bentuk apresiasi untuk menjadi tanggung jawab bersama
menumbuhkan semangat berinovasi antara pemerintah, dunia usaha, dan
dan berkarya di bidang pertanian. masyarakat.
Mekanisasi dan inovasi teknologi “Kita tidak boleh membiarkan
pertanian merupakan keniscayaan para pahlawan pangan kita bekerja
untuk mencapai target swasembada dalam kesunyian dan ketidakpastian.
pangan dan menjadikan Indonesia Sudah saatnya mereka memperoleh
sebagai lumbung pangan dunia. perhatian, perlindungan, dan
Semangat kepahlawanan tidak kesejahteraan yang layak,” tegas
hanya lahir di medan perang, Mardiono. Yul

