Page 14 - Sinar Tani Edisi 4110
P. 14

14                         Edisi 12 - 18 November 2025  |  No. 4110 Tahun LVI                                       A GRI  F AMILY



          Curah Hujan Tinggi,




          Waspadai Flu






          Melonjak











         Dalam beberapa minggu terakhir, kasus influenza
         atau flu dilaporkan meningkat di berbagai wilayah
         Indonesia. Peningkatan ini  sejalan  dengan  tren
         global yang dicatat Kementerian Kesehatan dan
         Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Faktor ling­
         kungan dan kondisi cuaca juga sangat mem­
         pengaruhi tingginya kasus tersebut.



                    erkembangan     proporsi   sementara HMPV banyak ditularkan
                    pasien positif influenza   melalui udara, kontak langsung,
                    di Indonesia tahun 2025    maupun kebersihan yang buruk.
                    menunjukkan tren yang
                    fluktuatif. Misalnya, pada   Vaksin dan Kesadaran
       P5 Juli, angka proporsi                   Lingkungan
          mencapai 22%, namun turun drastis      Pakar   kesehatan   pernapasan    logi,  dan  Geofisika  (BMKG)  mem­  bapan dapat memengaruhi stabilitas
          menjadi 4% pada 18 Juli. Setelah itu,   IPB University, Dr dr Desdiani, SpP,   proyeksikan puncak musim hujan   virus di udara. Udara kering atau
          terjadi kenaikan kembali menjadi 22%   MKK, MSc (MBioEt), mengingatkan   akan berlangsung pada November       dingin    menurunkan     efektivitas
          pada 25 Juli, sebelum menurun lagi   pentingnya vaksinasi influenza dan   2025 hingga Februari 2026, dengan   sistem pertahanan mukosa saluran
          ke titik terendah 8% pada 1 Agustus.   kesadaran lingkungan sebagai faktor   intensitas curah hujan normal hingga   napas, sehingga seseorang  lebih
            Tren kemudian meningkat tajam      penting dalam menghadapi lonjakan   di atas  normal di  sebagian besar   mudah tertular,” jelasnya.
          hingga mencapai puncak 34% pada 15   kasus flu belakangan ini. Lonjakan   wilayah Indonesia.                     Selain faktor lingkungan, vaksinasi
          Agustus, disusul penurunan menjadi   kasus ini tidak hanya dipengaruhi      Dalam    keterangan   resminya,   influenza tahunan juga menjadi
          26% pada 22 Agustus dan 18% pada     oleh  faktor  kesehatan  individu,  Kepala      BMKG      menjelaskan    langkah penting untuk mencegah
          28 Agustus. Memasuki September,      tetapi juga dinamika lingkungan dan   bahwa kondisi atmosfer saat ini    kasus berat dan komplikasi. Vaksinasi
          proporsi pasien positif tercatat 18%   perubahan iklim.                  menunjukkan penguatan Monsun         terbukti    efektif   menurunkan
          pada 4 September, lalu meningkat       Suhu udara rata­rata di Indonesia   Asia, anomali suhu muka laut positif,   risiko rawat inap, pneumonia, dan
          ke 26% pada 13  September, sedikit   pada September 2025 mencapai        dan peningkatan uap air di atmosfer.   kematian, terutama bagi kelompok
          menurun menjadi 24% pada 19          26,91°C, sedikit lebih tinggi dibanding   Ketiga faktor tersebut mendorong   rentan seperti anak­anak, lansia, ibu
          September, dan kembali naik ke 26%   rata­rata  klimatologis   26,56°C.  terjadinya peningkatan curah hujan   hamil, serta individu dengan penyakit
          pada 25 September.                   “Anomali  suhu    ini  merupakan    di sebagian besar wilayah Indonesia.  kronis atau imun lemah.
            Data ini memperlihatkan dinamika   yang tertinggi ketujuh sejak 1981      “Kondisi  suhu  muka laut  yang      Meski efektivitas vaksin dapat
          penularan influenza yang cepat       dan    berpotensi   meningkatkan    lebih    hangat      meningkatkan    menurun    pada   usia   lanjut,  ia
          berubah,  sehingga   memerlukan      kerentanan masyarakat terhadap      penguapan dan memperkaya uap         menekankan     bahwa   manfaatnya
          kewaspadaan    dan   pemantauan      infeksi saluran pernapasan,” ujarnya   air di atmosfer. Hal ini menjamin   tetap signifikan dalam mengurangi
          berkelanjutan dari masyarakat serta   seperti dikutip dari laman  IPB    pasokan  air permukaan melimpah,     tingkat  keparahan  penyakit.  Vaksin
          pemerintah. Lonjakan kasus Human     University.                         yang dapat dimanfaatkan secara       katanya, bukan hanya melindungi
          Metapneumovirus (HMPV) menjadi         Selain itu, fluktuasi suhu  diurnal   optimal  untuk  irigasi  pertanian  individu, tetapi juga membantu
          sorotan setelah Dinas Kesehatan      (perbedaan   suhu   antara  siang   dan pengisian waduk,” kata Kepala    membangun kekebalan komunitas,
          DKI  Jakarta  melaporkan  79  kasus   dan malam hari) belakangan ini     BMKG  Dwikorita  Karnawati  dalam    sehingga dapat menekan potensi
          pada awal 2025. Jika dihitung sejak   cenderung semakin besar. Bahkan,   Jumpa  Pers  Kesiapsiagaan  Dalam    wabah luas.
          2023, total kasus HMPV di Jakarta    variabilitas  suhu  per  jam  kini  Menghadapi Puncak Musim Hujan           Karena itu, Desdiani mengingat­
          mencapai 214 kasus, dengan tren      mencapai 4–5°C. Misalnya, saat ini   2025/2026 di Jakarta, Sabtu (1/11).  kan, pentingnya  perilaku hidup
          meningkat dari tahun ke tahun.       jam 12 siang suhu bisa mencapai                                          bersih dan sehat, termasuk etika
            Kasus      ini    menimbulkan      37°C, lalu 1 jam kemudian turun        Perubahan Iklim                   batuk, penggunaan masker saat
          kekhawatiran karena HMPV dapat       menjadi  sekitar  32,5°C.  “Begitu     Desdiani   menambahkan,    per­   sakit, serta menjaga kebersihan
          menyebabkan      infeksi  saluran    seterusnya. Jadi tiap jam suhu udara   ubahan  iklim,  urbanisasi,  dan  udara dan lingkungan. Perubahan
          pernapasan akut, terutama pada       bisa berubah­ubah,” ujarnya.        polusi udara turut memperkuat        iklim dan penurunan kualitas udara
          kelompok   rentan  seperti  anak­      Kondisi tersebut, menurutnya,     penyebaran penyakit. Peningkatan     menurutnya, bukan sekadar isu
          anak dan lansia. Pemerintah pun      membuat sistem pertahanan saluran   jumlah bangunan dan berkurangnya     lingkungan, tetapi juga masalah
          mengimbau     masyarakat    untuk    pernapasan   menurun,    sehingga   ruang hijau menyebabkan suhu         kesehatan publik.
          menjaga    kebersihan,   memakai     virus influenza menjadi lebih mudah   mikro  di  daerah  padat  penduduk    Karena itu, mitigasi lingkungan
          masker saat sakit, serta segera      masuk dan menginfeksi tubuh.        menjadi lebih tinggi.                harus menjadi bagian dari strategi
          berkonsultasi ke tenaga medis bila   Perbedaan   suhu   yang   ekstrem      Pada waktu bersamaan, polutan     pencegahan  penyakit  menular. Ia
          mengalami gejala berkelanjutan.      antara siang dan malam hari dapat   seperti aerosol turut menurunkan     pun berpesan vaksinasi influenza
            Risiko penularan keduanya lebih    menurunkan imunitas lokal saluran   kualitas udara dan memperlemah       dan  kesadaran  lingkungan  harus
          tinggi pada kelompok dengan daya     napas. “Saat tubuh belum sempat     daya   tahan   tubuh.  Kondisi  ini  berjalan beriringan. Di tengah kondisi
          tahan tubuh lemah, balita, lansia, dan   beradaptasi  dengan  perubahan  mempercepat     penyebaran    virus  iklim yang semakin ekstrem, dua
          penderita penyakit kronis. Influenza   suhu yang cepat, risiko terinfeksi   influenza tipe A dan B yang menjadi   hal ini menjadi kunci utama untuk
          sering dipicu oleh faktor imunitas   virus influenza meningkat,” katanya.  penyebab utama wabah musiman.      menjaga daya tahan masyarakat dan
          dan kondisi tubuh yang kurang fit,     Badan    Meteorologi,  Klimato­      “Perubahan suhu dan kelem­        mencegah wabah besar. Yul
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19