Page 150 - PRODUK BUKU MAHASISWA
P. 150
Komnas Perempuan menyebut kasus kekerasan seksual terhadap anak justru kerap terjadi dalam
lingkup rumah tangga, bukan di ruang publik.
Maidina mengatakan banyak korban perkosaan yang tidak tahu dirinya hamil
selepas 40 hari atau terlambat bertindak karena takut melapor.
Maka, ujarnya, batasan waktu untuk melakukan aborsi seharusnya dilakukan
berdasarkan penelitian yang valid.
Beban para korban pun akan bertambah karena kata Maidina, negara tidak
menyediakan bantuan hukum atau psikologis bagi korban perkosaan, apalagi
menawarkan bantuan untuk merawat bayi itu.
"Masa kita mau sejahat itu sama korban perkosaan? Udah nggak boleh aborsi,
negara juga nggak provide service untuk ke depannya," ujar Maidina.
Bisa membuka peluang perkawinan anak
I Komang Sutrisna, Ketua Aliansi Satu Visi, sebuah organisasi yang fokus pada
kesehatan reproduksi, mengatakan peraturan seperti itu malah akan membuat
remaja terpaksa melakukan aborsi yang tidak aman.
Atau, kata Komang, mereka akan terpaksa untuk melakukan perkawinan dini
karena sudah hamil, meski kondisi psikologis mereka tertekan.
"Banyak implikasi sosial yang ikut setelah UU ini disahkan... Perkawinan anak
akan lebih banyak," ujarnya.
Scientific Inquiry untuk Materi Analisis Wacana Kritis 145