Page 155 - PRODUK BUKU MAHASISWA
P. 155

Rancangan  teranyar  RKUHP  mencantumkan  bahwa  setiap  perempuan  yang  menggugurkan
                        kandungannya  atau  meminta  orang  lain  menggugurkan  kandungannya  dapat  dipidana  maksimal
                        empat tahun.

                        Regulasi  yang  ada  saat  ini,  yakni  Undang-Undang  Kesehatan,  tidak
                        mengizinkan  korban  perkosaan  seperti  perempuan  itu  untuk  menggugurkan
                        kandungan yang usianya lebih dari enam minggu.

                        "Kondisi  yang  ada  saat  ini  justru  diperparah  dengan  kehadiran  pasal  pidana
                        aborsi  di  dalam  RKUHP",  ujar  peneliti  Institute  for  Criminal  Justice  Reform
                        (ICJR) Indonesia, Maidina Rahmawati.
























                        Regulasi yang ada saat ini, yakni Undang-Undang Kesehatan, tidak mengizinkan korban perkosaan
                        untuk menggugurkan kandungan yang usianya lebih dari enam minggu.

                        Versi  RKUHP  terakhir  tanggal  15  September  2019  masih  memuat  ketentuan
                        mengenai  sanksi  bagi  orang  yang  menggugurkan  kandungannya,  tanpa
                        pengecualian kondisi darurat medis dan korban perkosaan.

                        RKUHP  hanya  memuat  pengecualian  bagi  para  dokter  yang  melakukan
                        penguguran kandungan, tapi tidak pada perempuan yang melakukan aborsi.








                        Scientific Inquiry untuk Materi Analisis Wacana Kritis                     150
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160