Page 159 - PRODUK BUKU MAHASISWA
P. 159
Aksi tolak RUU PKS
Berbeda dengan RKUHP, para aktivis mendesak DPR untuk segera
mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) secepatnya.
RUU ini dianggap penting karena akan melindungi korban pelecehan seksual.
Namun, masih ada pula kelompok yang menentang RUU tersebut.
Kepada BBC Indonesia, wartawan Julia Alazka melaporkan bahwa puluhan
pengunjuk rasa dari berbagai organisasi di Bandung dan sekitarnya menggelar
demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro Kota
Bandung, Senin (16/9).
Massa yang tergabung dalam Aliansi Ruang Riung ini menyerukan penolakan
terhadap RUU PKS yang mereka sebut "sangat berbahaya" karena mereka
yakin, regulasi itu akan melegalkan seks bebas dan LGBT.
Puluhan pengunjuk rasa dari berbagai organisasi di Bandung dan sekitarnya menggelar
demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat menentang RUU PKS.
"Jadi bapak ibu sekalian bahwa RUU PKS sangat berbahaya untuk moralitas
bangsa, sangat berbahaya untuk Indonesia. Jadi hari ini kami menyatakan
bahwa kami, menolak RUU PKS untuk disahkan," ujar orator di mobil komando.
Peserta aksi, Diva Oktaviani, mengaku telah mempelajari naskah akademik
RUU PKS. Ia menilai dalam RUU itu ada istilah-istilah yang multitafsir dan
mengarah pada LGBT.
Namun, ada juga peserta yang mengaku belum membaca draf RUU PKS.
"Sekarang orang-orang yang mau berzinah dilegalkan, prostitusi dilegalkan.
LGBT mau dilegalkan, kan sudah jelas-jelas itu dilarang oleh agama. Kita kan
negara yang berazaskan agama, makanya kita tolak," kata seorang massa aksi,
Ratna.
Scientific Inquiry untuk Materi Analisis Wacana Kritis 154