Page 156 - PRODUK BUKU MAHASISWA
P. 156

Tak hanya bagi perempuan, Maidina mengatakan RKUHP memuat pasal-pasal
                        'ngawur'  yang  berpotensi  menjerat  kelompok  adat,  pasangan  sesama  jenis,
                        hingga kelompok agama minoritas.

                        Pasal 304 RKUHP, misalnya, mengatur tentang tindak pidana terhadap agama,
                        yang berpotensi menjerat penganut agama minoritas di Indonesia.

                        ICJR  juga  menyorot  pasal-pasal  yang  berpotensi  menghalangi  kebebasan
                        berpendapat dan berekspresi, seperti yang terkait dengan penghinaan terhadap
                        presiden dan tindak pidana terhadap proses peradilan (contempt of court).

                        'Pembahasan diam-diam'

                        Ratusan  orang  yang  tergabung  dalam  sejumlah  organisasi  masyarakat  hingga
                        mahasiswa  berkumpul  di  depan  gedung  DPR  untuk  meminta  anggota  dewan
                        menunda  pengesahan  RKUHP,  yang  dijadwalkan  akan  dilaksanakan  pada  24
                        September 2019.

























                        RKUHP memuat pengecualian bagi para dokter yang melakukan penguguran kandungan, tapi tidak
                        pada perempuan yang melakukan aborsi.

                        "Saya mendorong DPR RI untuk menunda RKUHP dan dikaji ulang bagaimana
                        ini bisa membela korban perkosaan dan perempuan yang harus menggugurkan
                        kandungan karena kondisi medis," ujar Rachel, anggota Perkumpulan Keluarga
                        Berencana Indonesia (PKBI) di atas mobil komando.

                        Sementara  itu,  peneliti  Institute  for  Criminal  Justice  Reform  (ICJR)  Indonesia,
                        Maidina  Rahmawati,  mengkiritisi  pertemuan  tertutup  antara  DPR  dan
                        pemerintah untuk membahas RKUHP (14-15 September 2019).

                        Menurut anggota Panja RKUHP, Arsul Sani, pertemuan itu dilakukan di  Hotel
                        Fairmont, Jakarta.

                        "Asas keterbukaan tidak pernah dilakukan oleh pemerintah dan DPR. Kita tidak
                        alergi  dengan  KUHP  baru,  tapi  prosesnya  harus  terbuka,  harus  bisa  diakses
                        publik karena menyangkut hajat orang banyak," kata Maidina.







                        Scientific Inquiry untuk Materi Analisis Wacana Kritis                     151
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161