Page 3 - Sinar Tani Edisi 4015
P. 3
MIMBAR pENyuLuHaN Edisi 15 - 21 November 2023 | No. 4015 Tahun LIV 3
El Nino 2023 : kesulitan dalam menentukan waktu
tanam dan panen. Fluktuasi suhu
Keringnya Curah Hujan, dan kelembapan yang semakin
tinggi juga dapat menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan
organisme pengganggu tanaman.
Hilangnya Awan Para petani harus menghadapi
tantangan baru dalam mengelola
tanaman mereka karena kondisi
iklim yang tidak stabil.
Selain itu, ketidakpastian dalam
pola curah hujan memperumit
perencanaan pertanian. Petani
El Nino 2023 telah harus beradaptasi dengan
membuat alam tak perubahan cuaca yang tidak
terduga, yang dapat menyebabkan
lagi bersahabat. ketidakseimbangan dalam pasokan
Keringnya curah air yang diperlukan untuk tanaman.
Kondisi ini dapat memperburuk
hujan dan hilangnya risiko gagal panen dan mengancam
awan mengukir keberlanjutan produksi pangan.
Pentingnya
menanggapi
pemandangan yang tantangan ini dengan kebijakan
tanpa belas kasihan, yang bijaksana dan inovasi dalam
meninggalkan bumi teknologi pertanian menjadi
semakin nyata. Sistem pertanian
dalam kekeringan yang berkelanjutan dan adaptif
yang menggigit. perlu dikembangkan untuk
menghadapi
ketidakpastian
iklim. Penelitian lebih lanjut
tentang varietas tanaman yang
tahan terhadap suhu ekstrim
Di Indonesia, el Nino akan barat, tetapi el Nino mengubah pola cuaca ekstrim, telah menjadi isu dan kekeringan, serta metode
membuat cuaca lebih kering ini dengan melemahkan angin pasat strategis yang dapat mengancam irigasi yang efisien, dapat menjadi
dengan penurunan curah hujan, dan memungkinkan air hangat keberlanjutan pertanian di solusi untuk mengurangi dampak
berkurangnya tutupan awan, dan bermigrasi ke timur, mengganggu Indonesia. Perubahan suhu global perubahan iklim pada pertanian.
peningkatan suhu. Puncaknya gradien suhu dan memengaruhi juga memicu perubahan pola Selain itu, edukasi petani tentang
diperkirakan terjadi pada Agustus- sirkulasi atmosfer. cuaca, mengganggu sirkulasi praktik pertanian berkelanjutan
November 2023. el Nino juga akan berdampak atmosfer dan menciptakan tekanan dan pengelolaan sumber daya alam
Menurut BMKG, kemarau signifikan pada sektor pertanian, rendah di Pasifik, yang semuanya perlu ditingkatkan. Peningkatan
tahun ini diprediksi lebih parah terutama tanaman pangan musiman berpotensi mengubah ritme pengetahuan dan keterampilan
daripada tiga tahun sebelumnya. yang sangat membutuhkan pertanian. ini dapat membantu para petani
Beberapa wilayah, seperti Sumatera air. Rendahnya curah hujan Perubahan iklim global dalam menghadapi tantangan baru
Barat, Sumatera Selatan, Riau, meningkatkan risiko gagal panen, memicu dampak serius terhadap yang muncul akibat perubahan
Bengkulu, dan Lampung, berpotensi sementara potensi kebakaran hutan keberlanjutan pembangunan iklim.
mengalami kekeringan ekstrim. dan lahan juga meningkat akibat pertanian. Tiga unsur iklim kunci— Dengan memahami dampak
Selain itu, daerah lain seperti Jawa, kurangnya hujan. naiknya suhu udara, perubahan perubahan iklim pada pertanian
Bali, NTT, NTB, Kalimantan Barat, Sektor pertanian, sebagai kelembapan, dan dinamika dan mengambil langkah-langkah
Kalimantan Selatan, Kalimantan salah satu sektor strategis di atm osf er—m empen garuhi proaktif untuk mengatasi tantangan
Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Indonesia, memiliki peran vital pertanian secara signifikan. ini, masyarakat pertanian dapat
Tengah, hingga Sulawesi Tenggara dalam pertumbuhan ekonomi dan Perubahan ini tidak hanya berkontribusi pada pembangunan
juga akan terpengaruh. penyediaan lapangan pekerjaan. merugikan satu aspek tetapi juga pertanian yang berkelanjutan
el Nino dipicu oleh kenaikan suhu Namun, perubahan iklim yang tidak berdampak pada pola curah hujan dan tangguh dalam menghadapi
permukaan air di Samudera Pasifik pasti telah menyebabkan penurunan dan intensitas peristiwa iklim perubahan iklim global.
bagian tengah, menyebabkan kontribusi sektor pertanian terhadap ekstrim seperti el-Nino dan La-Nina.
perubahan pola cuaca global. pertumbuhan ekonomi. Salah satu dampak langsung dari penulis : hasan Latuconsina
Pada kondisi normal, angin pasang Dampak iklim, seperti musim perubahan iklim adalah pergeseran Penyuluh Pertanian Pusat
mendorong air hangat ke Pasifik kemarau yang berkepanjangan dan musim, yang membuat petani
adalah Kota Bandung banyak Pegiat dengan benar di seluruh lapisan Nusantara meresponnya dengan
pengolahan sampah Organik Maggot yang eksis, setengah eksis masyarakat. Pertanyaannya kenapa Masyarakat Kota Bandung Sudah
rentang Gagal dan terhenti. pemerintah Kota Bandung lebih Melakukannya. kiranya kenapa
Beberapa waktu terakhir Sebagaimana yang sering memilih membangun fasilitas yang memulai dari aparat kewilayahan???
Paguyuban Pegiat Maggot (PPM) kali PPM informasikan baik di baru ketimbang memfasilitasi para Melihat beberapa pertanyaan di
Nusantara disibukkan dengan media sosial maupun di media- pegiat? atas mengindikasikan bahwasannya
rencana Kota Bandung untuk media umum, bahwa para pegiat Baik-baik saja memberikan program ini rentan gagal dan
melakukan pengelolaan sekaligus ini bersusah payah untuk bisa tambahan tugas kepada aparat akan menurunkan kepercayaan
pengolahan sampah organik mengembangkan kegiatan kewilayahan, semoga Bapak-bapak publik kepada metode bsf. Kami
pada sumber-sumber sampah. mengolah s.o.d dengan biokonversi dan Ibu-ibu Lurah menerima tugas mengapresiasi komitmen Pimpinan
Rencananya pemerintah melalui 151 BSF ini. Kami memerlukan s.o.d ini dengan lapang dada sehingga Kota Bandung untuk meningkatkan
Kelurahan di Kota Bandung akan dan fasilitas pengembangan. Kami bisa mencapai target 1 ton sampah pengolahan sampah organik, tetapi
membangun fasilitas pengolahan memerlukan banyak hal yang organik per hari terolah di kelurahan Kami melihat OPD tidak mampu
sampah organik dengan metode perlu perencanaan yang matang masing-masing. Kamipun bertanya, menerjemahkan dengan tepat (alias
composting dan biokonversi BSF. dan terarah. Mirisnya rencana kenapa tidak memberdayakan tidak kompeten).
Sebelumnya telah terbentuk Pemerintah Kota Bandung justru pegiat maggot yang ada dan masih Dinas lingkungan hidup sebagai
Satuan Tugas (satgas) berkenaan menyasar kepada 151 Kelurahan, kekurangan s.o.d (sampah organik penggagas program ini harus
dengan kondisi darurat sampah tiap-tiap kelurahan wajib melakukan dapur)??? bertanggung jawab, jika terjadi
Bandung Raya. Paguyuban Pegiat pengolahan sampah organik dengan Padahal para pegiat ini jelas kegagalan jangan menimpakan
Maggot (PPM) Nusantara tidak composting dan maggot BSF. eksistensinya, jelas kegiatannya, jelas kesalahan kepada kelurahan dan rw-
terlibat secara langsung dalam tim Dimana masing-masing juga hasilnya. Kalau beberapa waktu rw. Terakhir yang tak kalah penting
satgas yang dibentuk Pemerintah kelurahan ini dari info yang kami lalu Bapak PJ Walikota Bandung seharusnya DLH Kota Bandung
Kota Bandung. Ada beberapa hal dapatkan bertugas cukup berat mengatakan agar Semua Pihak melakukan konsultasi dengan pihak
yang mengganjal dan sangat janggal untuk memastikan sampah terpilah, Tunjukkan Aksi Nyata, kemudian telah mampu menerapkan secara
bagi kami di PPM. Paling jelas terkelola dengan baik, terdistribusikan Paguyuban Pegiat Maggot (PPM) profesional. (ardhie E, bandung)

