Page 15 - E MODUL PJBL JARINGAN TUMBUHAN rev
P. 15

bahwa masyarakat Bojonegoro meyakini akar pisang tidak hanya menopang
                  batang semu, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi ekosistem desa.

                   1.  Persepsi

                      Masyarakat menilai akar pisang penting untuk:
                      a)  Mencegah erosi tanah di sawah dan lahan miring.
                      b)  Menjaga kelembapan tanah dan ketersediaan air.

                      c)  Memperbaiki kesuburan tanah melalui akar kecil yang mudah terurai.
                   2.  Appersepsi
                      Pengalaman nyata masyarakat menunjukkan bahwa:

                      a)  Lahan  dengan  pisang  lebih  lembap  dan  tidak  mudah  kering  saat
                           kemarau.

                      b)  Tanah di sekitar pisang tidak mudah tergerus hujan deras.
                      c)  Pekarangan yang ditanami pisang terasa lebih teduh dan sejuk.
                   3.  Etnobiologi
                      Praktik tradisional masyarakat dalam memanfaatkan fungsi ekologis akar

                      pisang antara lain:
                      a)  Menanam pisang di tepi sawah untuk mencegah longsor.

                      b)  Menanam di sekitar sumber mata air untuk menjaga debit air.
                      c)  Membiarkan  tunas  baru  tumbuh  alami  sebagai  bentuk  konservasi
                           turun-temurun.

                         Berdasarkan kuesioner, lebih dari 70% masyarakat Kedungadem setuju
                  bahwa  akar  pisang  efektif  mencegah  erosi  dan  menyuburkan  tanah.  Hal  ini
                  sejalan  dengan  kebiasaan  warga  yang  menanam  pisang  di  tepi  sawah  dan

                  sekitar sumber air.

               c. Kearifan Lokal di Bojonegoro
                         Masyarakat Bojonegoro sudah lama memanfaatkan pisang bukan hanya

                  untuk pangan, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan alam.
                  1.  Penanaman konservatif: pisang ditanam di sekitar mata air, tepi sawah,

                      dan pekarangan untuk menjaga tanah tetap lembap dan mencegah longsor.
                  2.  Pelestarian tradisional: tunas baru  biasanya dibiarkan tumbuh alami di

                      sekitar induknya, lalu dipilih dan dipindah ke lahan lain.
                  3.  Warisan turun-temurun: kebiasaan ini diajarkan dari generasi ke generasi
                      sebagai bentuk kearifan lokal dalam menjaga ekosistem desa.








               5
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20