Page 33 - E MODUL JARINGAN TUMBUHAN BERBASIS PjBL DENGAN KEARIFAN LOKAL PISANG BOJONEGORO
P. 33
Klik tombol "CLICK HERE" di samping ini untuk membuka lembar kerja investigasi
jaringan tumbuhan. Gunakan lembar tersebut untuk mencatat hasil pengamatan dan
menjawab pertanyaan penyelidikan tentang struktur jaringan akar, batang, dan daun pada
pisang serta tumbuhan lain.
Bio-Plan Flexibility
Kalian akan bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelidiki jaringan penyusun akar, batang,
dan daun pada tumbuhan pisang sebagai contoh monokotil, dan membandingkannya dengan
satu jenis tumbuhan dikotil lokal, seperti singkong, kacang tanah, atau tomat.
Pengamatan dapat dilakukan menggunakan sampel segar yang kalian siapkan sendiri, atau
menggunakan preparat mikroskopis jadi. Dengan bantuan mikroskop cahaya, kalian akan
mengenali jaringan-jaringan penting seperti xilem, floem, parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
Selama kegiatan, kalian akan:
• Membuat sayatan melintang organ tumbuhan atau mengamati preparat
• Menggambar sketsa hasil pengamatan
• Mendokumentasikan temuan dan perbedaan struktur jaringan
• Menyusun tabel perbandingan dan laporan sederhana
Melalui aktivitas ini, kalian akan memahami bagaimana jaringan tumbuhan bekerja secara
terintegrasi untuk mengalirkan zat, menyokong tubuh tumbuhan, dan menyimpan cadangan
makanan, serta melihat keterkaitannya dalam kehidupan nyata.
Tujuan Praktikum: Mengamati jaringan penyusun akar, batang, dan daun pada tumbuhan
monokotil dan dikotil menggunakan mikroskop cahaya untuk membandingkan struktur dan
fungsinya secara langsung.
Konteks Kearifan Lokal
Pemanfaatan Batang Pisang di Bojonegoro
Pemanfaatan batang pisang oleh masyarakat Bojonegoro mencerminkan
hubungan erat antara struktur biologis tumbuhan dan nilai budaya-lingkungan
yang berkembang secara lokal. Batang pisang, atau gedebog, yang didominasi
jaringan parenkim berair, tidak hanya memiliki fungsi fisiologis sebagai
penyokong dan saluran pengangkut zat, tetapi juga memberikan manfaat ekologis
dan ekonomi. Kandungan air yang tinggi dan jaringan lunak menjadikannya
mudah terurai, sehingga banyak digunakan sebagai bahan baku pupuk kompos
dan Pupuk Organik Cair (POC) oleh petani di berbagai desa seperti Kedungdowo.
Selain itu, gedebog pisang dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia,
terutama setelah dipotong kecil dan dikeringkan, karena nilai nutrisinya yang
layak untuk tambahan hijauan. Dari sisi ekonomi kreatif, batang pisang menjadi
bahan kerajinan, seperti tali, anyaman, dan hiasan rumah tangga, sebagaimana
dilakukan oleh pelaku usaha kecil seperti Grettatama di Kedungadem dan pak e
debog di kecamatan Balen seperti yang terlihat pada Gambar 3.1.
20