Page 16 - e-modul bab 11 PAI
P. 16

untuk mencari anggota baru dan membentuk kelompok baru, mirip
                   sistem MLM (multi level marketing).
                          Berhubung kaum muslimin saat ini mereka pandang  hidup di
                   Darul  Kufr,  maka  keadaan  negeri  mereka  serupa  dengan  Makkah
                   ketika Rasulullah SAW diutus (menyampaikan risalah Islam). Untuk

                   itu  fase  Makkah  wajib  dijadikan  sebagai  tempat  berpijak  dalam
                   mengemban dakwah dan meneladani Rasulullah SAW.
                          Dengan  mendalami  sirah  Rasulullah  SAW  di  Makkah  sampai
                   beliau  berhasil  mendirikan  Daulah  Islamiyah  di  Madinah,  tampak
                   jelas  Nabi  SAW  melakukan  dakwah  melalui  beberapa  tahap  yang
                   jelas.  Beliau  melakukan  kegiatan-kegiatan  tertentu  yang  tampak
                   dengan  nyata  tujuan-tujuannya.  Dari  sirah  Rasulullah  SAW  inilah
                   Hizbut Tahrir mengambil metode dakwah dan tahapan-tahapannya,
                   beserta  kegiatan-kegiatan  yang  harus  dilakukannya  pada  seluruh
                   tahapan ini, karena Hizbut Tahrir meneladani kegiatan-kegiatan yang

                   dilakukan  Rasululah  SAW  dalam  seluruh  tahapan  perjalanan  dak-
                   wahnya.
                          Berdasarkan  sirah  Rasulullah  SAW  tersebut,  Hizbut  Tahrir
                   menetapkan  metode perjalanan  dakwahnya  dalam  3  (tiga) tahapan,
                   yakni:  (1)  tahapan  pembinaan  (Marhalah  At  Tatsqif),  yang  dilak-
                   sanakan  untuk  membentuk  kader-kader  yang  mempercayai
                   pemikiran  dan  metode  Hizbut  Tahrir  dalam  rangka  pembentukan

                   kerangka  tubuh  partai,  (2)  tahapan  berinteraksi  dengan  umat
                   (Marhalah  Tafa’ul Ma’a Al  Ummah),  yang dilaksanakan  agar umat
                   turut memikul kewajiban dakwah Islam,  sehingga umat menjadikan
                   Islam  sebagai  kepedulian  utamanya  dan  agar  umat  berjuang  untuk
                   mewujudkannya dalam  realitas kehidupan,  (3)  tahapan  penerimaan
                   kekuasaan (Marhalah Istilaam Al  Hukm), yang dilaksanakan untuk
                   menerapkan Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam
                   ke seluruh dunia.

                   F. Epilog

                          Keempat  organisasi  di  atas  memiliki  beberapa  perbedaan
                   mendasar,  yang  sulit  untuk  disatukan.  Kebanyakan  terkait  dengan
                   persoalan  furuiyyah  (cabang,  fiqih),  sementara  persoalan  ushul
                   (pokok, aqidah) hampir semuanya sama.
                          Dari  aspek  sosiologis,  sebenarnya  NU  dan  Muhammadiyah
                   menjadi  Islam  mainstream  di  Indonesia,  yakni  organisasi  yang  di-
                   ikuti  lebih  80  juta  penduduk  Indonesia,  hanya  saja  karena

                   pendekatan  dakwah  keduanya  lebih  soft  dan  fleksibel,  “suaranya”
                   kurang  menggema,  sehingga  sering  disebut  silent  majority


                                                           15
   11   12   13   14   15   16   17   18   19