Page 13 - e-modul bab 11 PAI
P. 13
4. Pendekatan Dakwah
Bagi penganut Salafi, untuk urusan agama tidak ada istilah
kompromi. Apa yang dipandang tidak benar menurut dalil al-Qur‟an
dan Sunnah secara tegas ditolak. Sedangkan apa yang dianggap benar
akan sampaikan walaupun pahit. Pandangan seperti itulah tam-
paknya yang membawa Salafi ke “kancah” perdebatan dengan
gerakan lain, baik dalam rangka mempertahankan keyakinan
keagamaannya maupun menunjukkan bahwa keyakinan agama yang
dianut lawan dalam perdebatan mereka anggap salah.
E. Hizbut Tahrir (HT)
1. Latar Belakang
Hizbut Tahrir berdiri pada tahun 1953 di Al-Quds (Baitul
Maqdis), Palestina. Gerakan yang menitik beratkan perjuangan
membangkitkan umat di seluruh dunia untuk mengembalikan
kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah ini
dipelopori oleh Taqiyuddin An-Nabhani, seorang alumni Al-Azhar
Mesir, dan pernah menjadi hakim di Mahkamah Syariah di Palestina.
Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke segenap penjuru dunia.
Ia berkembang di seluruh negara Arab di Timur Tengah, termasuk di
Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair. Perkembanagan
Hizbut Tahrir juga merambah ke Turki, Inggris, Perancis, Jerman,
Austria, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya hingga ke
Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan,
Malaysia, Indonesia, dan Australia.
Di Indonesia, Hizbut Tahrir masuk pada tahun 1980-an dengan
merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada
era 1990-an, ide-ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat,
melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran,
perusahaan, dan perumahan. HT masuk ke Indonesia melalui
Abdurrahman al-Baghdadi (Lebanon). Ia bermukim di Jakarta pada
tahun 80-an. Kemudian HT dibawa oleh Mustofa bin Abdullah bin
Nuh. Dialah tokoh yang mendidik tokoh-tokoh HT di Indonesia
seperti Ismail Yusanto, dan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia
lainnya.
Bila dilacak sejarahnya, akar pemikiran HT bertemu dengan
ide-ide pemikir Mesir awal abad 20, M. Rasyid Ridlo. Taqiyuddin An-
Nabhani, pelopor HT, pernah berguru ke beberapa ulama yang
merupakan murid langsung dari Rasyid Ridlo. Pemikiran HT juga
bertemu dengan Ibnu Taimiyyah dan Ahmad Ibnu Hanbal.
12