Page 10 - e-modul bab 11 PAI
P. 10
Menurut NU, berdakwah pada masyarakat awam tidak bisa
dilakukan secara kaku dan radikal. Dakwah Islam akan diterima bila
ada kedekatan fisik dan psikis antara pendakwah dan umat yang
didakwahi. Oleh karena itu dakwah harus dilakukan secara halus dan
bertahap.
NU berkomitmen memperkuat pendekatan budaya sebagai
salah satu elemen penting dakwah Islam di Tanah Air. Sebab melalui
budaya lah agama Islam dapat diterima dengan baik baik oleh
penduduk pribumi di awal kedatangan Islam. Kebudayaan Islam lokal
saat ini kian terancam oleh beragam budaya dan ideologi asing, baik
yang muncul dari masyarakat Barat maupun Timur. Akibatnya, upaya
memperkenalkan Islam sebagai agama yang damai dan cinta
keindahan justru semakin sulit karena “pertarungan” budaya
tersebut.
NU melakukan berbagai upaya agar akulturasi budaya tersebut
tetap menjadi khittah (cita-cita) kuat organisasi yang didirikan oleh
KH Hasyim Asy‟ari ini. Salah satunya melalui upaya sosialiasi ke
pondok pesantren yang merupakan basis kaderisasi potensial
kalangan NU. Termasuk pula memberikan penyadaran kepada warga
nahdliyyin (sebutan penganut NU) akan pentingnya menggunakan
budaya dalam berdakwah. NU sangat peduli pada kaderisasi sebagai
gerakan kultural dan tidak mau memasuki wilayah politik.
Pendekatan budaya dalam berdakwah bisa dilakukan dengan
memakai berbagai media mutakhir termasuk melalui film sebagai
media dakwah kebudayaan. Hanya saja kiprah warga nahdliyin
dalam seni budaya dan perfilman diakui cenderung melemah. Fakta
ini bertolak belakang dengan era 70 an, ketika itu beragam karya
berkualitas berhasil disumbangkan oleh kalangan nahdliyyin. Saat ini
kekuatan kultural itulah yang perlu dikuatkan lagi (Sulistiawati,
2012).
Prinsip aswaja juga selalu dijunjung tinggi oleh NU dalam
menyikapi segala sesuatu yang berkembang di masyarakat, yaitu
tawazun (seimbang dalam segala hal, termasuk penggunaan dalil
naqli dan ‘aqli), tasamuh (toleran), tawassuth (moderat), dan istidal
(tegak lurus, artinya konsisten antara pikiran, ucapan, dan per-
buatan).
D. Salafi
1. Latar Belakang
Gerakan Salafi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh ide dan
gerakan pembaruan yang dilancarkan oleh Muhammad ibn „Abd al-
9