Page 21 - KONSERVASI HUTAN MANGROVE
P. 21
tanamannya bisa dihasilkan oleh masyarakat seperti halnya pandan
laut yang dikelola menjadi kerajinan di Rajapolah.
3. Dukungan LSM, Tokoh Masyarakat, dan Lainnya
Dukungan dari pihak LSM untuk sekarang ada dari pihak
kelompok pengelola dan pihak PKSM (Penyuluh Kehutanan
Swadaya Mandiri). Pihak PKSM ini berkolaborasi dengan 1
kabupaten atau 36 kecamatan dan akan mengadakan penanaman
pohon mangrove dengan bibit pohon diberikan dari pihak YAGASU
(Yayasan Gajah Sumatera) karena untuk bibit pohon dari pengelola
sudah tidak ada.
E. Permasalahan yang ditemukan
Permasalahan yang ditemukan pada pohon mangrove tersebut
diantaranya yaitu kekurangan bibit, karena pohon induk mangrove nya
sudah tidak ada jadi ketika akan menanam kembali mangrove susah, jadi
ketika akan menanam kembali mangrove tersebut hanya bisa dengan
memanfaatkan buahnya, dan menggunakan biji buahnya untuk disemai
hingga menjadi benih. Benih yang dapat ditanam untuk memulai
pertumbuhannya, dan dalam beberapa kasus, buahnya bisa dibelah untuk
mengakses benih tersebut. Penanaman kembali mangrove dengan hanya
memanfaatkan buahnya saja membuat waktu tumbuh mangrove semakin
lama, berbeda halnya dengan ketika menanam mangrove dari indukan
mangrove yang membuat waktu pertumbuhan lebih cepat.
Selain itu permasalahan yang ada di Mangrove tersebut di mana
lahannya oleh masyarakat dijadikan tempat untuk berternak. Hal tersebut
terjadi karena kurangnya lahan untuk beternak serta masih ada
masyarakat yang belum mengerti mengenai pentingnya tanaman
mangrove untuk dikonservasi. Selain masalah indukan mangrove yang
21