Page 19 - Analisis dan Evaluasi Undang-Undang ITE
P. 19
membentuk hukum baru sebagai negative legislature. 25 Hal lain yang perlu dicermati lebih
lanjut adalah adanya putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat konstitusional bersyarat
(conditionally constitutional) maupun inkonstitusional bersyarat (conditionally
unconstitutional). Varian putusan Mahkamah Konstitusi tersebut merupakan putusan yang
menyatakan bahwa suatu ketentuan undang-undang tidak bertentangan dengan konstitusi
dengan memberikan persyaratan pemaknaan dan keharusan kepada lembaga negara dalam
pelaksanaan suatu ketentuan undang-undang untuk memperhatikan penafsiran Mahkamah
Konstitusi atas konstitusionalitas ketentuan undang-undang yang sudah diuji tersebut. 26
Dengan demikian, terdapat penafsiran sendiri dari Mahkamah Konstitusi agar suatu norma
undang- undang tidak bertentangan dengan UUD Tahun 1945.
Putusan Mahkamah Konsitusi sejak diucapkan di hadapan sidang terbuka untuk umum
dapat mempunyai 3 (tiga) kekuatan, yaitu: 27
1. Kekuatan mengikat
Kekuatan mengikat putusan Mahkamah Konstitusi berbeda dengan putusan pengadilan
biasa, tidak hanya meliputi pihak-pihak berperkara (interpartes), yaitu pemohon,
pemerintah, DPR/DPD, ataupun pihak terkait yang diizinkan memasuki proses perkara,
tetapi juga putusan tersebut mengikat bagi semua orang, lembaga negara, dan badan
hukum dalam wilayah republik Indonesia.
Putusan tersebut berlaku sebagai hukum sebagaimana hukum diciptakan pembuat
undang-undang. Dengan demikian, Hakim Mahkamah Konstitusi dikatakan sebagai
negative lagislator yang putusannya bersifat erga omnes, yang ditujukan pada semua
orang.
2. Kekuatan pembuktian
Dalam perkara konstitusi yang putusannya bersifat erga omnes, maka permohonan
pengujian yang menyangkut materi yang sama yang sudah pernah diputus tidak dapat
lagi diajukan untuk diuji oleh siapapun. Putusan Mahkamah Konstitusi yang telah
berkekuatan hukum tetap demikian dapat digunakan sebagai alat bukti dengan kekuatan
pasti secara positif bahwa apa yang diputus oleh hakim itu dianggap telah benar. Selain
25 Maruarar Siahaan (2012), Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, hlm. 212.
26 Mahfud MD, Problematika Putusan MK yang Bersifat Positive Legislature, pengantar dalam buku Martitah,
Mahkamah Konstitusi dari Negative Legislature ke Positive Legislature.
27 Maruarar Siahaan (2012), Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, hlm. 214-216.
19