Page 123 - PDF Compressor
P. 123

pada kesimpulan bahwa kontribusi televisi terhadap menurunnya moral
                     bangsa, khususnya kenakalan remaja cukup besar.
                            Kondisi  inilah  yang  nampaknya  perlu  penyikapan  serius  dari
                     semua elemen bangsa. Karena kita pun tidak dapat menutup mata, dari
                     berbagai pengaruh negatif tayangan televisi, pengaruh positif pun tidak
                     sedikit.  Selain  anak  dapat  menjadi  tidak  kreatif,  banyak  berimajinatif,
                     atau dikategorikan katarsih (melarikan diri dari rutinitas persoalan dan
                     tekanan  hidup),  televisi  pun  dapat  menambah  pengetahuan  dan
                     pengalaman.  Di  antaranya,  semua  itu  sangat  bergantung  pada  insan
                     televisi; para pengelola televisi.
                            Dalam  konteks  pengelolaan  pemberitaan  di  televisi,  sejumlah
                     insan  pers  atau  para  jurnalis  televisi  sepakat,  untuk  bersikap  lebih  arif
                     dalam  menyajikan  informasi  di  televisi.  Untuk  menegakkan  martabat,
                     integritas,  dan  mutu Jurnalis  televisi  Indonesia,  serta  bertumpu  kepada
                     kepercayaan  masyarakat,  Ikatan  Jurnalis  Televisi  Indonesia  (IJTI)
                     menetapkan  Kode  Etik  Jurnalis  Televisi,  yang  harus  ditaati  dan
                     dilaksanakan  oleh  seluruh  Jurnalis  Televisi  Indonesia.  Jurnalis  televisi
                     Indonesia  mengumpulkan  dan  menyajikan  berita  yang  benar  dan
                     menarik minat masyarakat secara jujur dan bertanggungjawab.
                            IJTI adalah suatu asosiasi yang menghimpun para jurnalis televisi
                     dan  didirikan  pada  era  reformasi,  Agustus  1998,  setelah  Presiden
                     Soeharto mengundurkan diri. Pada saat itu, ratusan jurnalis televisi dari
                     RCTI,  TPI,  SCTV,  Indosiar,  dan  ANTV  berkumpul  di  Jakarta  untuk
                     melakukan kongres pertama dan sepakat mendirikan IJTI serta memilih
                     pengurus pertama .
                            Kongres  Pertama  Jurnalis  Televisi  Indonesia  diadakan  di  Hotel
                     Menara  Peninsulla,  8-9  Agustus  1998,  diikuti  tidak  kurang  dari  300
                     peserta  dari  jurnalis  TVRI,  RCTI,  SCTV,  TPI,  Indosiar  dan  ANTV.
                     Gerakan  reformasi  itu  pula  yang  mempermudah  insan  jurnalis  televisi
                     untuk  berhimpun  dengan  semangat  kebersamaan  memperjuangkan
                     kebebasan  pers  dengan  menjunjung  tinggi  kejujuran,  keadilan  serta
                     professionalisme dalam menegakkan demokrasi.
                            Keputusan  yang  dihasilkan  adalah  deklarasi  pembentukan
                     organisasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia disingkat IJTI. Kongres juga
                     menetapkan  Anggaran  Dasar  dan  Anggaran  Rumah  Tangga,  Program
                     Kerja dan Kode Etik Jurnalis Televisi Indonesia serta menetapkan Haris
                     Jauhari sebagai Ketua Umum.
                            Rapat Formatur akhirnya menetapkan susunan Dewan Pengurus
                     sebagai berikut : Ketua Umum : Haris Jauhari (TPI), Sekretaris Jenderal :
                     Ahmad Zihni Rifai (RCTI), Wakil Sekjend : Nugroho F.Yudho (Indosiar),
                     Bendahara :  Kukuh  Sanyoto  (  RCTI),  Ketua  Bidang  Organisasi :  Reva
                                                       121
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128