Page 130 - PDF Compressor
P. 130

disebut  senagai  empat  paket  Hukum  Komunikasi,  yakni,  Undang-
                     Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, Undang-Undang No. 32 Tahun
                     2002  tentang  Penyiaran,  Undang-Undang  No.  11  Tahun  2008  tentang
                     Internet  dan  Transaksi  Elektronik,  dan  Undang-Undang  No.  14  Tahun
                     2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
                            1.  Undang-Undang Pokok Pers
                            Era reformasi yang terjadi dalam kehidupan politik nasional telah
                     juga  mengubah  wajah  Pers  Nasional.  Makin  menguatkan  kedaulatan
                     rakyat  di  Republik  Indonesia,  menguatkan  juga  komitmen  pada
                     penyelenggara  negara  untuk  mengimplementasikan  Undang-Undang
                     Dasar  1945.  Salah  satu  pasal  yang  diimplemetasikan  pada  UUD  1945
                     adalah  pasal  28.  Pasal  ini  di  antaranya  mengamanatkan  bahwa
                     kemerdekaan  pers  merupakan  salah  satu  wujud  kedaulatan rakyat  dan
                     menjadi  unsur  yang  sangat  penting  untuk  menciptakan  kehidupan
                     bermasyarakat,    berbangsa,    dan    bernegara    yang     demokratis.
                     Kemerdekaan  pers    adalah  kemerdekaan  mengeluarkan  pikiran  dan
                     pendapat yang jelas-jelas dijamin dalam UUD 1945.
                            Upaya  implementasi  dari  pasal  tersebut  pun  dengan  mengubah
                     peraturan  perundangan  tentang  pers.  Awalnya,  kehidupan  pers  diatur
                     melalui  Undang-Undang  No.  11  Tahun  1966  tentang  Ketentuan-
                     Ketentuan Pokok Pers yang setahun kemudian diubah menjadi Undang-
                     Undang  No.  4  Tahun  1967. Lima  belas  tahun  kemudian, lahir  Undang-
                     Undang  No.  21  Tahun  1982  yang  mengokohkan  kedudukan
                     pemerintahan Orde Baru. Sejalan dengan berhembusnya angin reformasi,
                     sehingga  hal-hal  yang  bernuansa  Orde  Baru  menjadi  agenda  pokok
                     reformasi,  sehingga  undang-undang  tentang  pers  pun  setelah  berlaku
                     selama  lebih  kurang  tujuh  belas  tahun,  direformasi  menjadi  Undang-
                     Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
                            Karena undang-undang tersebut  lahir di masa reformasi dengan
                     semangat yang tinggi untuk melakukan koreksi terhadap kebijakan Orde
                     Baru, maka  terdapat  perubahan  yang  sangat  signifikan  dalam  Undang-
                     Undang  No.  40  Tahun  1999  jika  dibandingkan  dengan  undang-undang
                     pers  sebelumnya.  Kendati  dalam  konteks  isi,  Undang-Undang  No.40
                     Tahun  1999  sangat  ringkas,  tetapi  dari  sisi  substansi  terjadi  perubahan
                     besar-besaran.
                            Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 terdiri dari sepuluh Bab dan
                     21  pasal.  Satu  pasal  tentang  ketentuan  umum;  lima  pasal  tentang  asas,
                     fungsi, hak, kewajiban, dan peranan pers; dua pasal tentang wartawan;
                     enam pasal tentang perusahaan pers; satu pasal tentang Dewan Pers; satu
                     pasal tentang Pers Asing; satu pasal tentang Peran Serta Masyarakat; satu


                                                       128
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135