Page 244 - PDF Compressor
P. 244
BAB XV
P E N U T U P
Jurnalistik memang ilmu yang kaya, baik dari sisi teoretis maupun
praktis. Ilmu Jurnalistik dianggap sebagai bagian dari ilmu terapan dalam
Ilmu Komunikasi, tetapi faktanya tidak hanya terkait dengan hal-hal yang
praktis, hal-hal yang teoretis pun sangat banyak. Oleh karena itu, setebal
apapun buku yang ditulis tidak dapat menuntaskan pembahasan terkait
dengan jurnalistik. Perlu kajian yang maha panjang lagi untuk lebih
mendalami Ilmu Jurnalistik.
Ketika bicara Jurnalistik, tidak beda hanya dengan berbicara ilmu
induknya, yakni Ilmu Komunikasi yang dalam kajian termutakhir
diyakini sebagai ilmu yang multidisipliner: ilmu yang berhubungan atau
betkait dengan ilmu lainnya. Pun Jurnalitik, pembahasanya tidak hanya
dapat konsen tentang Jurnalistik lainnya, termasuk di dalamnya Ilmu
Sastra.
Literary Jurnalism atau diterjemahkan Jurnalistik Sastra adalah
satu satu ragam variatif yang membuktikan hubungan erat antara Ilmu
Jurnalistik dan Ilmu Sastra. Oleh karena itu, untuk mengkajinya perlu
pengetahuan yang memadai terhadap dua ilmu tersebut. Kekayaannya
luar biasa dan tidak dapat dibongkar dengan hanya satu-dua bab, tetapi
harus lebih mendalam lagi. Oleh karena itu, buku ini memberikan jalan
bagi siapa saja yang akan mengkaji perpaduan antara Ilmi Jurnalistik
dengan Ilmu Sastra yang ke depan akan lahir kajian-kajian lainnya yang
merupakan varian dari Jurnalistik Sastra.
Bicara Sastra dan Jurnalistik bicara kehidupan manusia yang tidak
akan habis-habisnya sepanjang manusia masih mengadakan perjalanan
panjangnya di dunia ini. Sejalan dengan perkembangan kehidupan
manusia yang selalu berubah itulah, sepanjang itu pula kajian Jurnalistik
Sastra akan ada dan terus berkembang. Buku ini hanya setitik air di
antara kehausan, semoga memberikan dorongan pada penulis lainnya
untuk lebih mengembangkan.
Keterbatasan pembahasan tentang Jurnalistik Sastra dalam buku
ini terkait dengan pemahaman dasar dari keilmuan Komunikasi dan
Jurnalistik yang juga harus diulas panjang lebar. Pun aturan-aturan yang
melatarbelakanginya, karena sebagaimana kehidupan Jurnalistik,
perkembangan Jurnalistik Sastra pun tidak dapat melepaskan diri pada
yang namanya Negara beserta piranti nilai-nilainya. Oleh karena itu,
membuat sebuah karya Jurnalistik Sastra di Indonesia ini harus juga
memahami peraturan perundang-undangan yang relevan, sehingga karya
Jurnalistik Sastra tetap aman, terutama bagi para penulisnya.
242