Page 242 - PDF Compressor
P. 242

Munculnya  konten  lokal  pada  televisi  selain  amanah  peraturan
                     perundangan  Penyiaran  juga  merupakan  kebutuhan,  keinginan,  dan
                     harapan sejati dari publik, sehingga harus menjadi prioritas bagi semua
                     lembaga  penyiaran.  Sembari  lembaga  penyiaran  pun  dimungkinkan
                     membungkusnya  dalam  sajian  popular  yang  dapat  mendatangkan
                     keuntungan  finansial.  Harus  disadari  juga  oleh  semua  pihak,  media
                     penyiaran  adalah  media  global  yang  harus  mengikuti  tuntutan  budaya
                     popular. Di antara keridloan mereka untuk juga ikut melestarikan budaya
                     adiluhung;  budaya  lokal,  kita  pun  harus  mengiklaskan  mereka  meng-
                     kreat-nya, sehingga lahirlah sajian yang layak memiliki nilai ekonomi.
                            Seperti  halnya  sajian  wayang  golek  yang  manggung  hanya
                     dengan  icon  si  cepot,  tanpa  panggung  dan  nayaga,  bahkan  berpadu
                     dengan icon lainnya. Mungkin itu salah satu alternatif menyajikan konten
                     lokal  dalam  kreativitas  budaya  popular.  Hal  yang  sama  bukan  tidak
                     mungkin dilakukan pada konten lokal lainnya yang memang layak tetap
                     eksis  dalam  globalisasi  informasi  ini.  Kalau  tidak,  mari  kita  tagih
                     komitmen itu. Indonesia bukan hanya Jakarta; Aturan jangan hanya jadi
                     pajangan;  Konten  lokal  berhak  eksis  dalam  hiruk  pikuk  pertelevisian
                     Indonesia.








































                                                       240
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247