Page 238 - PDF Compressor
P. 238
Ketiga pemahaman itulah, dalam konteks Ramadhan juga harus
menjadi pemahaman bagi lembaga penyiaran dalam menyajikan program
siaran. Bagi umat Islam yang notabene mayoritas penduduk Indonesia,
Ramadhan merupakan bulan segala kebaikan dan keberkahan, segala
amal ibadah dilipatgandakan. Ramadhan adalah tamu agung, sehingga
segala persiapan pun dilakukan untuk menyambut kedatangannya. Bulan
ini istimewa dan hadir hanya setahun sekali.
Keistimewaan Ramadhan harus diperspektif sama oleh lembaga
penyiaran. Televisi harus memformat semua program siaran dalam
bingkai semangat Ramadhan. Semua hal yang dapat menguatkan ibadah
Shaum harus menjadi program siaran unggulan dan semua hal yang
dapat menjadi ‚penggoda‛ berkurangnya nilai Shaum harus
dihindarkan. Oleh karena itu, baik KPI maupun KPID pun membuat
imbauan tentang hal itu karena kebijakan tersebut setara dengan
pemahaman melindungi publik dari dampak buruk siaran televisi.
Televisi harus berhindar dari program siaran yang masih
menayangkan goyangan erotis, eksploitasi tubuh wanita, pria berprilaku
dan berpakaian seperti wanita, kekerasan dan candaan kasar,
mengungkapkan aib seseorang, konflik, mistik, horror, supranatural,
mengarah keintiman pria dan wanita, serta program siaran sejenisnya.
Program siaran tersebut harus diganti dengan program siaran yang
memberikan spirit kekhusuan ibadah Shaum dapat berupa talk show,
feature, ceramah, dan acara lainnya yang bernuansa Islami. Penggantian
program acara tersebut menunjukkan penghormatan juga terhadap hak
atas informasi yang merupakan hak kostitusional bagi warga negara yang
beragama Islam.
Semua itu perlu diingatkan karena berdasarkan pengalaman
Ramadhan tahun lalu, masih banyak televisi yang melanggar, sehingga
KPI memberikan sanksi. Berdasarkan P3 SPS, terdapat empat bentuk
pelanggaran yang banyak dilakukan oleh acara televisi. Pertama,
pelanggaran atas perlindungan kepada orang dan/atau kelompok
masyarakat tertentu (melecehkan orang dengan kondisi fisik tertentu atau
orang dengan orientasi seks dan identitas gender tertentu atau pekerjaan
tertentu atau yang memiliki cacat fisik dan/atau mental). Kedua,
pelanggaran atas perlindungan anak. Ketiga, pelanggaran norma
kesopanan dan kesusilaan. Keempat, pelanggaran ketentuan
penggolongan program siaran.
Oleh karena itu, pada Ramadhan tahun lalu KPI menilai secara
umum tidak ada niat dari penyelenggara televisi untuk menghormati
bulan Ramadhan, karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
merupakan pengulangan dari tahun-tahun sebelumnya. Realitas itu tentu
236