Page 54 - PDF Compressor
P. 54

4.1 Istilah Karangan Ilmiah

                  Pada dasarnya menulis karangan ilmiah tidak jauh berbeda
            dengan menulis karangan ilmiah, diperlukan kecermatan dalam proses
            penulisannya dan materinya harus betul-betul dapat dipertanggung-
            jawabkan serta adanya keterbukaan untuk menerima masukan atau
            kritikan. Penulis karangan ilmiah tidak sewajarnya mempertahankan
            diri dengan hal yang dikemukakannya, jika ternyata memang terdapat
            kesalahan atau penyimpangan
                  Brotowijaya menyatakan dalam buku Penulisan Karangan Ilmiah
            bahwa karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum
            dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar
            (1958:8-9). Ada dua hal mendasar yang menunjukkan ilmiah tidaknya
            suatu karangan, pertama, adanya penyajian fakta umum; dan kedua,
            adanya ketepatan dan keteraturan metode penulisannya.
                  Yang dimaksud dengan fakta umum adalah fakta yang dapat
            dibuktikan kebenarannya atau dapat diuji sejauh mana fakta itu
            dapat diterima. Bila ternyata sebaliknya, maka berarti fakta itu gagal
            dan akan tersisih. Fakta umum ada yang bernilai tidak ilmiah, seperti
            “Mobil itu berjalan berderet dua-dua” dan “Pesawat terbang itu
            jatuh di hutan lindung itu”. Fakta-fakta itu menunjukkan kebenaran,
            tetapi tidak dapat dipakai untuk membuat suatu pernyataan atau
            kesimpulan. Contoh fakta umum yang bernilai ilmiah ialah “Setetes
            air itu terdiri dari sejumlah molekul air yang tiap molekul terdiri
            dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen” (Brotowidjojo,
            1985:4).
                  Fakta-fakta umum atau pernyataan-pernyataan yang ilmiah
            tidak diungkapkan begitu saja, tetapi sudah dipikirkan dan terbuka
            kemungkinan untuk diuji. Karena itu, segala pemikiran yang mengarah
            pada hal-hal yang bersifat mistik, jelas tidak akan termuat di
            dalamnya. Kebenaran yang dihasilkan dari suatu pembuktian atau
            pengujian pernyataan ilmiah biasa disebut dengan “kebenaran ilmiah”.
                  Untuk menyusun suatu karangan ilmiah, diperlukan prosedur
            dan tahap-tahap tertentu. Dalam hal ini Arifin (1987:7) mengemuka-
            kan, ada lima tahap, yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap pengumpulan
            data, 3) tahap pengorganisasian dan pengonsepan, 4) tahap peme-
            riksaan atau penyuntingan konsep, dan 5) tahap penyajian atau
            pengetikan.






              44    DASAR-DASAR MENULIS
                    dengan Penerapannya
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59