Page 14 - PDF Compressor
P. 14

Sekolah Menengah  Pertama (SMP)  negeri  yang  jumlah siswanya
              harus mengalami    pengulangan    cukup    besar    terjadi    pada    beberapa
              sekolah    dengan jumlah  siswa  yang harus  mengulang  diantaranya  SMP
              Negeri 30 sebanyak 62 siswa, SMP Negeri 1 ada 57 siswa, SMP Negeri 24
              sebanyak 51 siswa, SMP 29 dengan  59  siswa,  SMP  35  dengan  55  siswa,
              SMP  31  dengan  54  siswa,    SMP  16 dengan  52  siswa  dan  SMP  32
              sebanmyak  32  siswa  (Dinas  Pendidikan  Nasional  Kota Makassar, 2010).
              SMP negeri 32 mempunyai jumlah siswa yang sedikit mengulang, namun bila
              dibandingkan  dengan  jumlah  165  siswa  yang  mengikuti  ujian  akhir,
              ternyata    persentasenya    cukup    tinggi    yaitu    19,40    persen    (Sekolah
              Menengah Pertama Negeri 32 Makassar, 2010)
                     Hasil yang muncul dipenghujung ujian nasional dan ujian sekolah
              merupakan akumulasi dari sikap dan perilaku proses pembelajaran di kelas.
              Beberapa kasus yang terjadi di sekolah, khusus di SMP Negeri 32 Makassar
              yang sangat    memprihatinkan,    antara    lain    tingkat    kehadiran    siswa
              sangat    rendah.  Bahkan  terdapat  satu  kelas  yang tingkat  kehadirannya
              hanya  mencapai  69  persen setiap  kali  pertemuan (Sekolah Menengah
              Pertama Negeri 32 Makassar, 2010). Selanjutnya diketahui bahwa    mata
              pelajaran  yang  paling  rendah  tingkat kehadirannya  adalah pada mata
              pelajaran  Ilmu  Pengetahuan  Sosial  (IPS)  Terpadu, sehingga  tampak  pula
              bahwa tingkat  kelulusan  terendah  terjadi     pada mata pelajaran  tersebut,
              hanya mencapai nilai rata-rata 7 (tujuh). Kenyatan tersebut didahului  dengan
              berbagai    peristiwa    yang  mestinya    membuat    para    guru    dan tenaga
              kependidikan introspeksi diri sehingga tidak saling menyalahkan.
                     Guru  merupakan  ujung  tombak  dari  tercapainya  tujuan
              pembelajaran yang ditargetkan. Proses pembelajaran adalah sesuatu yang
              memegang peranan  penting dalam  peningkatan kualitas sumber daya
              manusia.  Proses  pembelajaran  itu  sendiri merupakan tugas pokok  guru
              dengan sasaran untuk membelajarkan  siswa. Dalam proses  pembelajaran
              yang berlangsung selama ini, siswa cenderung pada pola belajar menghafal
              yang mengakibatkan siswa sulit memahami pelajaran, sehingga menjadikan
              pembelajaran kurang bermakna.
                     Sekarang ini, SMP Negeri 32 Makassar masih menggunakan pola
              lama, yaitu   guru   masih   sangat   dominan   dalam   proses   pembelajaran.
              Hal   ini menyebabkan  siswa  lebih  bersifat  pasif  dan  cenderung hanya
              menunggu  informasi dari  pada mencari  dan  menemukan  sendiri
              pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mereka butuhkan. Selain itu guru
              kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa sehingga motivasi belajar
              siswa menjadi  sulit  ditumbuhkan. Sedangkan untuk  belajar mata  pelajaran
              IPS Terpadu tidak cukup dengan menghafalkan materi yang diberikan oleh



              2  Implementasi Model-Model Pembelajaran...
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19