Page 160 - BUMI TERE LIYE
P. 160

TereLiye “Bumi” 157



                         Seli  memegang  lenganku,  mengangguk.


                         Baiklah.  Aku  menyerahkan  lagi  buku  PR matematikaku  pada  Ali.


                         ”Kamu  sudah  mencoba  memeriksanya  sambil  menghilang?”  Ali
                  bertanya,  kembali  memeriksa  buku  PR  matematikaku.

                         Aku  mengangguk.  ”Tidak  ada  yang  berbeda,  tetap  buku  biasa.”

                         Ali  menurunkan  tas  ransel  di  pundak,  mengeluarkan  beberapa
                  peralatan.  Aku baru  tahu  bahwa  tas besar  yang sering  dibawa  Ali  selama    ini
                  berisi  banyak  benda  aneh.  Dulu  murid-murid  menebak,    apa    sebenar ny a
                  yang  dibawa  si  genius  ini  ke  sekolah.  Setiap  pelajaran  dia    malah  disetrap
                  atau  diusir  dari  kelas  karena  ketinggalan  membawa  buku.  Jadi,  apa  isi  tas
                  besar-nya?  Seli  bahkan  pernah  berbisik,  jangan-jangan  si  genius  ini
                  merangkap  penjual  asongan  di  sekolah.  Atau  pedagang  dari    pasar  loak,
                  membawa  dagangannya  ke  mana-mana.  Aku  dulu  tertawa  ce-kikik-an
                  mendengarnya.

                         Lima  belas  menit  mengutak-atik  buku  itu,  mengolesinya  de-ngan
                  sesuatu,  memanasinya  dengan  sesuatu,  mencium,  mengguna-kan  kaca

                  pembesar,  entah  apa lagi  hal  aneh  yang dilakukan  Ali,  tetap tidak  ada sesuatu
                  yang  menarik.  Itu tetap buku  PR  mate-matika  biasa.

                         Ali  mendongak,  menyerah.  ”Aku  sudah  melakukan  apa  pun   yang  aku
                  tahu,  Ra.”


                         Aku menatapnya  gemas.  ”Terus  bagaimana?   Jelas   sekali   Miss  Selena
                  menyimpan  sesuatu  di buku  PR  itu.”  Tanpa  kalimatnya  tadi  di aula  sekolah,
                  beberapa  hari  lalu  saat  mengantarkannya,  dia  sudah  berpesan  buku  itu
                  penting.

                         ”Apakah  Miss  Selena  mengatakan  sesuatu  saat memberikan  buku  ini?”
                  Ali  bertanya.


                         Aku  diam  sejenak.  ”Iya,  Miss  Selena  mengatakan  hal  itu.  Aku  masih
                  mengingat  kalimat  aneh  itu.  Apa  pun  yang  terlihat,  boleh  jadi  tidak  seperti
                  yang  kita  lihat.  Apa  pun  yang  hilang,  tidak  selalu  lenyap  seperti  yang  kita
                  duga.  Ada  banyak  sekali  jawaban  dari  tempat­tempat  yang  hilang.”

                         Ali  diam  sejenak,  mencoba  memahami  pesan  tersebut.





                                                                            http://cariinformasi.com
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165