Page 156 - BUMI TERE LIYE
P. 156

TereLiye “Bumi” 153



                         ”Kita  harus  pergi,  Ra!”  Ali  berseru,  menunjuk  lubang  hitam  yang
                  masih  terbuka.

                         Aku  menggeleng  kuat-kuat.

                         ”Kamu  harus  mendengarkan  Miss  Keriting!”  Ali  men­cengk er am
                  lenganku.

                         Seli  menatapku,  bergantian  menatap  Ali,  bingung.

                         Aku  mengepalkan  tangan.  ”Aku  tidak  akan  lari.  Aku  akan  ikut
                  bertarung  membantu  Miss  Selena.”

                         ”Lubang  hitamnya  mengecil,  Ra!” Ali  berseru  panik.  ”Kita  harus  segera
                  masuk.  Lubang  ini  entah  menuju  ke  mana  dan  seperti-nya  tidak  akan
                  bertahan  lama.”


                         Aku  menoleh  ke  lubang  hitam  itu.  Ali  benar,  lubangnya  mulai
                  mengecil.  Aku  menoleh  ke  depan.  Miss  Selena  terbanting  lagi,  tubuhny a
                  terbaring  di  lantai  aula.  Tamus  sudah  meloncat,  me-lepas   dua   pukulan  dari
                  atas.  Miss  Selena  yang  tidak  bisa  ke  mana-mana,  mati-matian  membuat
                  tameng,  menerima  pukulan  dalam  posisi  meringkuk.  Situasinya  semakin
                  payah.


                         Apa  yang  harus  kulakukan?  Aku menggigit  bibir.

                         Miss  Selena  menoleh  kepada  kami.  Wajahnya  meringis  kesakitan ,
                  terus  bertahan  dengan  sisa  tenaga.  ”Lari,  bodoh!”

                         Aku  bertatapan  dengan  Miss  Selena.  Wajah  itu  menyuruhku  segera
                  pergi.

                         ”Bawa  teman­temanmu  lari,  Ali!  Sekarang!”  Miss  Selena  ber­teriak .
                  Ujung  kalimatnya  bahkan  hilang  karena  menerima  dentum-an  pukulan
                  berikutnya.


                         Ali  menyeretku  kasar.  Aku  berontak,  berseru  tidak  mau.  Ali  tidak
                  peduli.  Dia  menarikku  kencang  sekali.  Aku  terjerembap  melintasi  lubang
                  hitam  yang  terus  mengecil.  Seli  segera  me-nyusul.









                                                                            http://cariinformasi.com
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161