Page 270 - BUMI TERE LIYE
P. 270

TereLiye “Bumi” 267



                         ”Aku  punya  usul,”  Ali  berseru  setelah  lengang  sebentar.  ”Kita
                  guna­kan  saja  kapsul  kereta itu.  Lemparkan  ke sungai,  kita jadi­kan  perahu.”

                         Apa?  Aku  menatapnya.

                         ”Masuk  akal,  kan?”  Ali  mengangkat  bahu.  ”Kapsul  kereta  itu  pasti
                  mengambang  di  air.  Kita  naik  di  atasnya.  Jadilah  dia  kereta  wisata.  Kalian
                  bisa  melihat  pemandangan  dari  jendela.”

                         ”Keretanya  memang  kedap  air,  bisa  mengambang,  bahkan  te­naga
                  manualnya  bisa  membuat  kapsul  bergerak  di sungai  walau­pun  tidak  cepat,”
                  Ilo  menjelaskan  saat  aku  menyampaikan  usul  Ali.  ”Tapi  bagaimana  kita

                  memindahkan  kapsul  itu  ke  sungai?  Jaraknya  hampir  dua  puluh    meter.
                  Tidak  bisa  digelindingkan  be-gitu  saja.”


                         Aku  menerjemahkan  kalimat  Ilo  kepada  Ali.

                         Ali    nyengir,      menatapku.       ”Kamu       dan     Seli    yang      akan
                  me­mindah­kannya.”


                         ”Kami?”

                         ”Iya, kalian.  Pertama­tama,  kamu  hantam  kapsul  itu  dengan   pukulan
                  hingga  mental  ke  sungai,  dan  Seli,  langkah  kedua,  segera  mengendalikan
                  kapsul  itu  agar  mendarat  mulus  di  per-mukaan  air.  Seli  bisa  menggerakk an
                  benda  dari  jauh.  Kapsul  itu  bukan  masalah  besar.”

                         ”Aku  hanya  bisa  menggerakkan             benda­benda      kecil,  Ali.”  Seli
                  menggeleng.  ”Buku,  bolpoin,  gelas,  atau  paling  besar  boneka   panda­ku.  Aku
                  belum  pernah  menggerakkan  benda  sebesar  bus.”


                         ”Dan  bagaimana  aku akan  membuat  kapsul  itu terlempar  dari  peron?”
                  Sekarang  aku yang  protes.  ”Itu bukan  benda   ringan   seperti  kucing  liar  atau
                  Pasukan  Bayangan.”

                         Ali  menatap  kami  bergantian.  ”Kalian  kan  me­makai  sarung  tangan
                  keren  itu.  Kekuatan  kalian  bisa  berkali-kali  lipat  lebih  besar.  Rencana  ini
                  terlalu   sederhana     untuk  gagal.     Kamu      hanya  bertugas      memukulny a
                  kencang-kencang,  Ra,  dan  Seli  hanya  bertugas  mengendalikannya  agar
                  mendarat  mulus.  Sementara  aku  memastikan  kalian  berdua







                                                                            http://cariinformasi.com
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275